OpenAI Akui Sulit Buat Alat Bedakan Tulisan Manusia dan ChatGPT
OpenAI mengakui sulit membuat alat yang dapat membedakan tulisan manusia dengan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT.
Perusahaan pembuat ChatGPT itu membuat alat untuk membedakan tulisan manusia dengan AI yang diberi nama The Classifier. Fitur ini kemudian ditutup pada 20 Juli.
“Pengklasifikasi AI tidak lagi tersedia karena tingkat akurasi yang rendah,” kata OpenAI dalam laman resmi, dikutip Jumat (28/7).
OpenAI telah melatih pengklasifikasi untuk membedakan teks yang ditulis oleh manusia dan AI dari berbagai platform. Namun pembuat ChatGPT ini menilai, tidak mungkin mendeteksi semua teks yang ditulis AI dengan andal.
“Namun kami yakin pengklasifikasi yang baik dapat menginformasikan mitigasi untuk klaim palsu bahwa teks yang dihasilkan oleh AI ditulis oleh manusia,” kata OpenAI.
OpenAI pun mengakui bahwa pengklasifikasi milik perusahaan tidak sepenuhnya dapat diandalkan. Hasil evaluasi mereka yakni:
- Tools hanya berhasil mendeteksi 26% teks yang ditulis oleh AI
- Tools melabeli 9% teks yang ditulis oleh manusia dengan menyebut ditulis oleh AI
“Keandalan pengklasifikasi kami biasanya meningkat seiring bertambahnya panjang teks,” katanya.
Meski gagal, OpenAI menyatakan bahwa pekerjaan dalam mendeteksi teks yang dihasilkan oleh AI akan berlanjut. “Dan kami berharap dapat berbagi metode yang lebih baik di masa mendatang,” katanya.
Perusahaan juga sedang bekerja untuk memasukkan umpan balik dan meneliti teknik sumber yang lebih efektif untuk teks. Selain itu, perusahaan membuat komitmen untuk mengembangkan dan menerapkan mekanisme yang memungkinkan pengguna memahami apakah konten audio atau visual dihasilkan oleh AI.