Menteri Kominfo: Starlink Elon Musk Tak Ganggu Bisnis Internet Lokal
Operator seluler seperti XL Axiata sempat khawatir dengan masuknya perusahaan internet milik Elon Musk yakni Starlink. Namun Menteri Kominfo atau Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menilai, kehadiran raksasa teknologi ini tak akan mengganggu bisnis dalam negeri.
“Semua kan berkompetisi secara baik dan sehat,” ujar Budi Arie kepada media usai acara Rebranding Aplikasi e-Penyiaran Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran di Jakarta, Selasa (12/9). “Basisnya yang terbaik untuk pelayanan masyarakat, kami dukung.”
Sepengetahuannya, layanan internet Starlink milik Elon Musk akan digunakan untuk menyediakan akses bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluas alias 3T.
Setidaknya ada dua kementerian yang menyatakan akan bekerja sama dengan Starlink milik Elon Musk. Keduanya yakni:
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan: untuk akses internet di bagian timur Indonesia, terutama desa terpencil dan tertinggal. Biaya layanan Starlink dinilai relatif lebih rendah.
- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin: Untuk akses internet di Puskesmas Tanah Air yang terletak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar alias 3T. Alasannya, karena biaya lebih murah.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong pun menjelaskan, Starlink milik Elon Musk sebagai perusahaan asing tetap harus mematuhi ketentuan yang berlaku di Indonesia.
“Perusahaan asing yang ingin beroperasi di Indonesia ada ketentuannya,” kata Usman kepada Katadata.co.id, dua pekan lalu (30/8).
Ada tiga cara supaya Starlink milik Elon Musk bisa beroperasi di Indonesia, yakni:
- Membuat perusahaan yang berkantor di Indonesia, mempekerjakan pekerja lokal, dan hal lain sesuai dengan aturan
- Bekerja sama dengan perusahaan dalam negeri
- Akuisisi perusahaan
“Itu aturannya. Regulasi itu dibangun dan dibuat untuk menjaga fair playing field atau kesetaraan dalam kompetisi,” kata Usman.
Starlink bisa bekerja sama dengan operator lokal di Indonesia seperti XL Axiata, Telkom, Indosat Ooredoo Hutchison, dan Smartfren.
“Starlink sudah beroperasi dalam tingkat tertentu lewat kerja sama dengan Telkomsat,” ujar Usman.
Sebelumnya, Presiden direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan pemerintah harus menjadi katalis dan memastikan keberlanjutan bisnis industri telekomunikasi.
“Playing field kurang seimbang. Barangkali menjaga sustainability sudah sangat sulit,” kata Dian dalam sesi diskusi acara detikcom Leaders Forum: Arah Industri Telekomunikasi Indonesia di Jakarta, akhir bulan lalu (24/8).
Ia menilai pemain internasional seperti Elon Musk akan memunculkan pemain baru yang dapat mengakibatkan para operator seluler tidak mendapatkan playing of field atau keadilan.
“Bisa dibabat habis,” kata CEO XL Axiata itu.