Indonesia Punya Delapan Unicorn, OVO Keluar dari Daftar
Indonesia memiliki delapan unicorn dan decacorn, menurut data CB Insights. Namun OVO tercatat keluar dari daftar.
Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar. Sementara itu, decacorn lebih dari US$ 10 miliar.
Delapan startup jumbo berikut valuasinya menurut data CB Insights per 19 Oktober di antaranya:
- J&T Express US$ 20 miliar
- Traveloka US$ 3 miliar
- Akulaku US$ 2 miliar
- eFishery US$ 1,3 miliar
- DANA US$ 1,13 miliar
- Xendit US$ 1 miliar
- Kopi Kenangan US$ 1 miliar
- Ajaib US$ 1 miliar
Berdasarkan data CB Insights, OVO keluar dari daftar unicorn. Startup teknologi finansial alias fintech pembayaran ini masuk daftar unicorn pada 2019.
Katadata.co.id mengonfirmasi hal itu kepada OVO. Namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Sementara itu, J&T Express mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Hong Kong pada akhir bulan lalu (27/10). Namun, IPO ini dibayangi oleh masalah pelanggaran regulasi investasi di Indonesia.
Menurut Undang-Undang atau UU Pos Indonesia dan UU Penanaman Modal, Indonesia menetapkan batas investasi asing 49% pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurir.
UU Pos Indonesia juga menyebutkan, perusahaan pos asing dapat membeli saham ekuitas di perusahaan jasa kurir di Indonesia, dengan ketentuan bahwa korporasi itu tidak terlibat dalam operasi di luar ibu kota provinsi di Indonesia.
"Secara praktis dan ekonomi, tidak mungkin memisahkan operasional kami di antara ibu kota provinsi dari di luar ibu kota provinsi," tulis manajemen J&T Express dalam prospektus IPO.
"Kami menjalankan bisnis melalui konsolidasi entitas terafiliasi, yakni perusahaan induk Indonesia dan anak-anak usaha di Indonesia," demikian dikutip.
Perusahaan telah menandatangani serangkaian pengaturan kontrak dengan entitas induk di Indonesia, yang memungkin korporasi mengendalikan setiap afiliasi yang terkonsolidasi di Tanah Air.
Dengan perjanjian itu, perusahaan akan menerima secara substansial seluruh manfaat ekonomi dari entitas perusahaan afiliasi yang terkonsolidasi di Indonesia.
Perusahaan juga memiliki opsi eksklusif untuk membeli seluruh atau sebagian kepentingan ekuitas dalam entitas afiliasi yang dikonsolidasikan di Indonesia, sepanjang diizinkan oleh hukum di Indonesia.
"Kami menunjuk Hutabarat Halim & Rekan sebagai penasihat hukum kami di Indonesia,” kata manajemen.
“Mereka berpendapat, pengaturan kontrak yang kami terapkan di Indonesia mengikat secara hukum, serta dapat dilaksanakan oleh holding company dan pemegang saham yang terdaftar di Indonesia, mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia,” manajemen menambahkan.
Selain itu, Indonesia sebenarnya memiliki beberapa startup jumbo yang sudah IPO seperti Bukalapak, Gojek dan Tokopedia yang kemudian membentuk entitas gabungan bernama GoTo Gojek Tokopedia.
Studi yang dilakukan oleh DailySocial juga menunjukkan bahwa Kredivo, Blibli, dan Tiket.com sudah menyandang status unicorn. Blibli dan Tiket.com kemudian bergabung, serta sudah IPO.
Indonesia saat ini memiliki hampir 2.500 startup atau yang terbesar di Asia Tenggara.