BI: Ekonomi Syariah Bisa Jadi Obat Defisit Transaksi Berjalan

Agatha Olivia Victoria
12 November 2019, 15:29
BI menilai, ekonomi syariah bisa menjadi 'obat' untuk mengatasi defisit transaksi berjalan di Indonesia
Agung Samosir|Katadata
Ilustrasi gedung Bank Indonesia (BI) di Jakarta.

Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menjadi salah satu perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait ekonomi pada pemerintahan 2019-2024. Bank Indonesia (BI) menilai, pengembangan ekonomi syariah bisa menjadi ‘obat’ untuk mengatasi persoalan tersebut.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, ekonomi syariah terbukti menjadi sumber perekonomian baru di beberapa negara, baik mayoritas muslim maupun yang bukan. “Juga untuk memperbaiki struktur neraca transaksi berjalan,” kata dia dalam acara 5th IIMEFC Plenary di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (12/11).

Advertisement

Ia mencatat, industri jasa keuangan syariah tumbuh signifikan selama dekade terakhir, meskipun ada beragam ketidakpastian ekonomi global. Kinerja industri ini terlihat dari dana kelolaan yang mencapai lebih dari US$ 1,7 triliun.

(Baca: Jokowi Yakin Penyakit Defisit Transaksi Berjalan Tuntas dalam 4 Tahun)

Hal itu, menurutnya menjadi salah satu bukti bahwa ekonomi syariah cukup kokoh dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Ia mengatakan, Indonesia perlu mencari solusi baru supaya ekonominya tidak terpuruk.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang berkepanjangan ini, kata dia, beberapa negara mencari keseimbangan dan stabilitas baru. Akibatnya, perdagangan antarnegara tertekan. Salah satu contohnya, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

(Baca: Defisit Transaksi Berjalan Turun, Neraca Pembayaran Minus US$ 46 Juta)

Kondisi itu membuat produksi di Indonesia menurun. Karena itu, menurut dia butuh solusi baru untuk menciptakan tatanan ekonomi dunia yang lebih adil dan tumbuh proporsional.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement