Pabrik - Ritel Lesu Imbas Corona Delta, Ekonomi Cina Agustus Melambat

Abdul Azis Said
16 September 2021, 09:26
cina, ekonomi, Covid-19 varian delta
ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter
Presiden Cina Xi Jinping tiba pada upacara penyerahan medali untuk pejabat tinggi nasional dan asing pada kesempatan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina di Balai Agung Rakyat di Beijing, Cina, Minggu (29/9/2019).

Cina kembali menghadapi ancaman perlambatan ekonomi akibat gangguan rantai pasok global, seiring gelombang Covid-19 varian Delta yang belum mereda. Kondisi ini terindikasi dari kinerja pabrik dan ritel yang lesu.

Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan, output industri atau produksi naik 5,3% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhannya melambat dibandingkan Juli 6,4%.

Pertumbuhan produksi bulan lalu merupakan yang paling lambat sejak Juli 2020. Capaian ini juga di bawah ekspektasi analis 5,8%.

Belanja konsumen juga hanya naik 2,5%, di bawah ekspektasi pasar 7%. Padahal pada Juli bisa tumbuh 8,5%. Pertumbuhan pada Agustus merupakan yang paling lambat dalam setahun terakhir.

"Pertumbuhan ekonomi melambat pada Agustus karena konsumsi terkena dampak Covid-19 sebelumnya dan investasi tetap lemah. Sementara itu, wabah baru yang dimulai beberapa hari lalu di Fujian menimbulkan risiko penurunan pada perkiraan kami tentang peningkatan pertumbuhan pada kuartal IV, setelah kuartal III yang lemah," kata Kepala Ekonomi Asia di Oxford Economics Louis Kuijs dikutip dari Reuters, Rabu (15/9).

Di sektor industri, pembatasan produksi memukul output aluminium dan baja. Pembatasan sosial di sejumlah provinsi turut menghantam sektor restoran, katering, transportasi, akomodasi, dan hiburan.

Perusahaan waralaba makanan cepat saji KFC yang beroperasi di Cina juga mengumumkan akan memangkas target laba 50% - 60% untuk periode kuartal II. Ini karena penjualan anjlok.

Penurunan output industri juga tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Cina yang terjun ke level kontraksi bulan lalu. Indeks PMI Manufaktor Tiongkok turun ke level 49,2 dari bulan sebelumnya 50,3.

Ekonom Senior Caixin Insight Group mengatakan, penurunan PMI Manufaktur pada Agustus tercatat sebagai kontraksi pertama sejak April 2020. “Kemunculan kembali klaster Covid-19 di beberapa wilayah yang dimulai pada akhir Juli, memberikan dampak negatif untuk aktivitas manufaktur," kata Wang Zhe dalam rilis IHS Markit, Rabu (1/9).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...