Jokowi Tak Akan Proteksi dan Bantu Lagi BUMN "Sakit": Tutup Saja!

Desy Setyowati
16 Oktober 2021, 14:04
jokowi, bumn
Setkab
Pengarahan Presiden Joko Widodo kepada para direktur utama BUMN, di Ballroom Hotel Meruorah Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/10/2021)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kerap mendapat proteksi sehingga tidak berani berkompetisi. Ia tak ingin lagi ada banyak bantuan untuk perusahaan milik negara yang ‘sakit’.

“Yang lalu, BUMN terlalu keseringan kami proteksi. ‘Sakit’, tambah Penyertaan Modal Negara (PMN). ‘Sakit’, suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali,” kata Jokowi dalam tayangan di kanal Youtube Sekretariat Presiden yang diunggah Sabtu, (16/10.

Advertisement

Hal itu ia sampaikan saat memberikan arahan kepada para direktur utama BUMN di Hotel Meruorah Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (14/10).

"Berkompetisi tidak berani. Bersaing tidak berani. Mengambil risiko tidak berani. Bagaimana profesionalisme kalau itu tidak dijalankan? Jadi tidak ada lagi yang namanya proteksi. Sudah, lupakan Pak Menteri (BUMN) yang namanya proteksi," kata Jokowi.

Pada kesempatan itu, Jokowi meminta agar BUMN ‘go global’ atau bersaing secara internasional. "Harus mulai menata adaptasi pada model bisnis dan teknologi. Paling penting ini. Dunia sudah seperti ini, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, pandemi," ujarnya.

Jokowi berharap agar BUMN segera beradaptasi dengan perubahan yang cepat. “Kalau Pak Menteri sampaikan kepada saya, ‘ini ada perusahaan seperti ini kondisinya’. Kalau saya, ‘tutup saja!’. Tidak ada penyelamatan. Bagaimana kalau sudah begitu?" kata dia.

Ia meminta BUMN untuk lebih berani berkompetisi. “BUMN adalah perusahaan negara, 'social impact-nya' dihitung juga dan yang paling penting 'review' terus perekonomian. Berhitung. Kalkulasi sehingga bisa tahu pertumbuhan ke depan seperti apa," ujarnya.

Selanjutnya, Jokowi meminta BUMN tidak lagi hanya melakukan penugasan pemerintah. Ia berharap, perusahaan berpelat merah mencermati nilai keekonomian, efisiensi, serta memperhitungkan indikator bisnis seperti internal rate of return dari program yang dikerjakan.

“Jadi kami memerlukan suntikan dari APBN sekian. Jangan saat dapat penugasan, rebutan. Tidak ada kalkulasi karena penugasan. Kemudian mengambil pinjaman jangka pendek padahal infrastruktur untuk jangka panjang. Ya tidak ketemu. Bagaimana membuat logis tapi dengan kalkulasi?” ujar Jokowi.

Ia yakin direksi BUMN cerdas dan terampil di bidang manajemen sehingga dapat beradaptasi dengan model bisnis baru dan teknologi terkini. Jokowi mencatat, perusahaan milik negara di sektor perbankan dan telekomunikasi sudah beralih ke digital.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement