Rupiah Melemah Imbas Menguatnya Sentimen Bank Sentral Amerika

Abdul Azis Said
7 Juni 2022, 09:37
rupiah, inflasi, amerika, suku bunga
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020).

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 14 poin ke level Rp 14.460 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi ini. Rupiah melemah seiring kembali menguatnya sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 14.465 pada Pukul 09.20 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.446 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang amblas 0,58%, dolar Taiwan 0,46%, yuan Cina 0,24%, ringgit Malaysia 0,22%, won Korea Selatan 0,2%, dolar Singapura 0,19%, baht Thailand 0,13%, peso Filipina 0,1% dan dolar Hong Kong 0,01%.

Sedangkan rupee India stagnan.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah kembali tertekan. Hal ini karena imbal hasil atau yield obligasi AS 10 tahun naik lagi menjadi di atas 3%.

Ia memprediksi, rupiah bergerak di rentang Rp 14.425 - Rp 14.525 per dolar AS. "Pasar mengantisipasi data inflasi AS Jumat ini yang diperkirakan kembali naik," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (7/6).

Biro Statistik Ketenagakerjaan AS dijadwalkan merilis data inflasi Mei pada Jumat (10/6). Inflasi di Negeri Paman Sam 8,3% pada April, hanya turun tipis dari bulan sebelumnya 8,5%.

Angka inflasi itu pun masih mendekati level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Meski dibayangi sentimen negatif, Lukman menilai bahwa rilis data cadangan devisa Indonesia berpotensi mendongkrak rupiah. Sebab, cadangan devisa diperkirakan naik US$ 2 miliar pada Mei.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...