Global Fund Gelontorkan Rp 20,89 T untuk Atasi HIV & TBC di Indonesia
Lembaga keuangan internasional Global Fund menyalurkan US$ 1,45 miliar atau Rp 20,89 triliun untuk membantu Indonesia mengatasi penyakit HIV/AIDS, TBC, dan malaria. Dana ini disalurkan sejak 2003.
“Upaya pencapaian target pengendalian HIV/AIDS, TBC, malaria perlu terus dikejar di Indonesia hingga 2024," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pertemuan Global Fund Replenishment Conference Ke-7 di New York, Amerika Serikat, dikutip dari YouTube Kemenkes, Rabu (21/9).
Global Fund adalah lembaga keuangan internasional yang mengumpulkan dan menyalurkan dana untuk program penanggulangan AIDS, TBC, dan Malaria. Lembaga nirlaba ini dibentuk pada 2002.
Lembaga itu mengumpulkan dan menginvestasikan uang dalam siklus tiga tahun yang dikenal sebagai replenishment. Pendekatan ini diadopsi pada 2005, yang memungkinkan pembiayaan lebih stabil dan dapat diprediksi bagi negara-negara.
Bantuan dari Global Fund tersebut disalurkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan komunitas yang aktif berpartisipasi dalam program penanggulangan HIV/AIDS, TBC, dan malaria di Tanah Air.
Investasi dari The Global Fund untuk Indonesia merupakan yang terbesar kedua di Asia, setelah India. Besarnya dana disesuaikan dengan beban penyakit dan tingkat ekonomi.
Budi mengatakan, Indonesia merupakan negara berpendapatan ekonomi menengah, dengan beban penyakit yang masih tinggi.
Dalam penanganan HIV/AIDS, Global Fund meningkatkan layanan HIV, temuan kasus, pengobatan ARV dan rawatan, serta penyuluhan lapangan. Per Juni, sebanyak 473.005 kasus HIV ditemukan dan 163.562 sedang berobat.
Dalam penanganan TBC, Global Fund menyediakan obat anti-TBC lini pertama dan kedua, obat terapi pencegahan, alat diagnosis mikroskopis dan TCM, sampai akselerasi penemuan kasus TBC.
Saat ini, baru 286 ribu dari 824 ribu kasus TBC yang terdeteksi. Sisanya 537 ribu, masih dalam pencarian.
Temuan kasus dilakukan melalui skrining di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di 80 kabupaten/kota pada 19 provinsi dengan beban kasus TBC tinggi dan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang banyak.
Dalam program pengendalian malaria, Global Fund membantu pemeriksaan Rapid Test (RDT), skrining ibu hamil di daerah endemis tinggi, pendirian pos malaria, peningkatan kapasitas SDM, serta distribusi 27 juta kelambu berinsektisida (LLINs) ke daerah endemis malaria.
Hasilnya, kasus positif malaria dan annual parasite index (API) cenderung meningkat, terutama di wilayah Indonesia Timur. Selama 2020 - 2021, kasus positif malaria di Indonesia naik 50 ribu kasus.
Dukungan terkini Global Fund adalah membantu Kemenkes membangun kapasitas genome sequencing untuk identifikasi virus dan bakteri yg lebih akurat. "Melalui ini akan didapatkan cetak biru genetik dari genom, identifikasi mutasi baru, pelacakan asal, serta pencegahan penularan virus dan bakteri," ujarnya.
Kapasitas genome sequencing di Tanah Air jumlahnya direncanakan tersedia 57 mesin akhir tahun. Target ini dengan memperhitungkan dukungan Global Fund.
“Ke depan, peralatan sekuensing digunakan untuk pengembangan layanan di rumah rumah sakit, deteksi HIV, deteksi kasus hepatitis acute with unknown etiology dan pada kasus acute kidney failure, dan komorbid lainnya," katanya.