- Indonesia memiliki tujuh unicorn dan satu decacorn baru tahun ini.
- Investor menilai, tren kelahiran unicorn baru berlanjut tahun depan.
- Ekosistem startup di Indonesia semakin matang, sehingga mendorong kelahiran lebih banyak unicorn
Tahun ini Indonesia kehadiran delapan unicorn baru. Investor dari kalangan modal ventura menilai tren ini berlanjut tahun depan.
Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun. Sedangkan decacorn lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.
Co-Founder sekaliguss Managing Partner Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani menyampaikan, investor akan mengantisipasi rencana GoTo mencatatkan saham perdana alias IPO tahun depan. GoTo merupakan perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia.
“Jadi sektor e-commerce dan layanan pesan-antar akan dipimpin sentimennya oleh mereka,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Kamis (30/12).
Selain itu, startup teknologi finansial (fintech) dinilai tetap diminati oleh investor tahun depan. “Sudah ada beberapa pipeline baik pendanaan secara private maupun rencana merger dan IPO. Jadi cukup lengkap dan ramai,” ujar dia.
Sektor lain yang menarik yakni kesehatan (healthtech). Selain karena transaksi yang melonjak saat pandemi corona, perusahaan rintisan di bidang ini ditopang kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kemenkes membuat target prioritas digitalisasi sektor kesehatan hingga 2024. Caranya, menggaet lebih banyak platform telemedicine, membuat aplikasi rekam medis, dan membangun regulatory sandbox untuk adopsi lebih banyak teknologi.
“Hal ini akan membuat inovasi di startup kesehatan semakin terbuka dan memiliki playing field yang sama,” kata dia.
Selanjutnya, startup di sektor pendidikan (edutech) masih diminati oleh investor. Begitu juga dengan bidang agrikultura dan akuakultur seperti Tanihub, eFishery, Aruna, dan lainnya.
Namun ia tidak memerinci berapa unicorn baru yang akan muncul pada 2022. Ia hanya menyampaikan bahwa minat investor terhadap startup e-commerce, fintech, kesehatan hingga akuakultur tinggi.
Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2021, nilai investasi ke startup Indonesia US$ 4,7 miliar pada semester pertama. Nilai ini melampaui capaian setahun penuh dalam empat tahun terakhir.
Sepanjang tahun ini, DailySocial.id mencatat ada delapan unicorn anyar Indonesia. Mereka yakni JD.ID, Blibli, Tiket.com, J&T Express, Kredivo, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan.
Dengan begitu, Indonesia total memiliki 12 unicorn, termasuk Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Selain itu, ada satu decacorn yakni Gojek.
Akan tetapi, data CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies' menunjukkan, Nusantara mencatatkan lima unicorn baru tahun ini yaitu J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, Xendit, dan Kopi Kenangan.
Nama OnlinePajak sempat masuk lis CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies', tetapi belakangan menghilang. Meski begitu, perusahaan rintisan ini mengklaim sudah bertatus unicorn.
Indonesia juga memiliki dua decacorn yakni J&T Express dan Gojek. Hurun Global Unicorn Index 2021 mencatat, valuasi J&T Express US$ 20 miliar (Rp 285 triliun). Nilanya lebih besar ketimbang Gojek US$ 10,5 miliar (Rp 150 triliun).
J&T Express pun menempati urutan ke-16 unicorn terbesar di dunia, menurut Hurun Global Unicorn Index 2021. Posisi pertama ditempati oleh induk TikTok, ByteDance. Lalu Ant Group dari Alibaba dan SpaceX milik Elon Musk.
Berdasarkan data CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies', valuasi J&T Express juga mencapai US$ 20 miliar. Padahal, nilainya baru US$ 7,8 miliar pada medio April.
Calon Unicorn Baru Indonesia
Anak usaha Telkom, MDI Ventures menyebutkan ada dua startup portofolio yang segera berstatus unicorn. Namun Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setiawan Wijaya tidak memerinci nama maupun sektornya.
"Kami memang berharap akan ada dua investasi lagi yang menjadi unicorn. Tapi, saat ini, kami belum bisa menyebutkan namanya. For sure, sudah ada dalam pipeline," kata Budi saat paparan publik, pada September (6/9).
Berdasarkan laman MDI Ventures, sejumlah startup yang disuntik modal seperti SiCepat, Alodokter, Amartha, Kredivo, Cermati, TaniHub, PrivyID, dan banyak lagi. Modal ventura ini juga berinvestasi di perusahaan rintisan asing seperti MPL dari India dan Anchanto di Singapura.
DailySocial mencatat, Kredivo sudah berstatus unicorn. Co-Founder sekaligus CEO FinAccel Akshay Garg pun menyampaikan hal serupa saat konferensi pers virtual terkait pencatatan saham perdana alias IPO pada Agustus (3/8).
Startup di sektor fintech itu juga berencana IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS). Kredivo juga mempertimbangkan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kemudian startup logistik dari MDI Ventures, SiCepat sempat disebut-sebut berpeluang menjadi unicorn. Perusahaan rintisan ini merampungkan pendanaan Seri B US$ 170 juta atau sekitar Rp 2,44 triliun pada Maret.
Selain itu, Alodokter sempat disebut-sebut berpeluang menjadi unicorn.
Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca juga mengatakan, ada enam startup portofolio yang bersiap menyandang status unicorn kurang dari setahun. Beberapa perusahaan rintisan portofolionya yang bervaluasi jumbo yakni Tokopedia, Traveloka, dan Xendit.
“East Ventures kurang dari setahun, masih ada enam lagi siap-siap menjadi unicorn,” kata dia saat sesi diskusi dengan media secara virtual, pada Oktober (14/10).
Ia tidak memerinci startup sektor mana saja yang bersiap menyandang status unicorn. “Dari banyak kategori,” ujar dia.
Meski Willson tidak memerinci nama maupun sektornya, Ruangguru dikabarkan semakin mendekati status unicorn. Tech In Asia melaporkan, startup pendidikan ini telah mengumpulkan pendanaan US$ 55 juta dari Tiger Global Management dan GGV Capital pada April.
Sumber Tech In Asia yang akrab dengan Ruangguru mengatakan, valuasi startup pendidikan itu melampaui US$ 800 juta. Ini artinya, butuh US$ 200 juta untuk Ruangguru menyandang status unicorn.
Menanggapi hal itu, Head of Corporate Communications Ruangguru Anggini Setiawan menyampaikan bahwa fokus utama perusahaan saat ini yaitu kesinambungan bisnis.
“Meski penting bagi perusahaan untuk menjaga pertumbuhan, dampak dan profitabilitas, kami akan terus menginvestasikan sumber daya untuk meningkatkan produk, layanan, serta menjajaki peluang pertumbuhan baru,” katanya kepada Katadata.co.id, pada Oktober (11/10).
Berdasarkan analisis Crunchbase berdasarkan data 127 perusahaan teknologi yang IPO di Amerika Serikat (AS) per 2018, waktu yang dibutuhkan startup untuk mencapai tahap exit beragam sesuai dengan jenis bisnisnya.
Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Caranya bisa dengan merger, akuisisi, atau IPO.
Sedangkan siklus unicorn di Tanah Air dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Startup | Berdiri | Unicorn | Decacorn | Merger | IPO |
Bukalapak | 2010 | 2017- 2018(7 – 8 tahun sejak berdiri) | - | - | Agustus 2020(3 - 4 tahun sejak berstatus unicorn) |
Gojek | 2010 | 2016(6 tahun) | 2019(3 tahun) | Mei 2021 | Berencana awal 2022 |
Tokopedia | 2009 | 2016(7 tahun) | - | Mei 2021 | Berencana awal 2022 |
Traveloka | 2012 | 2017(5 tahun) | - | - | Berencana awal 2022 |
OVO | 2017 | 2019(2 tahun) | - | - | - |
J&T Express | 2015 | 2021(6 tahun) | - | - | - |
OnlinePajak | 2014 | 2021(7 tahun) | - | - | Berencana 2023 – 2024(3 – 4 tahun) |
Ajaib | 2019 | 2021(2 tahun) | - | - | - |
Xendit | 2015 | 2021(6 tahun) | - | - | - |
Blibli | 2011 | 2021(10 tahun) | - | - | Berencana IPO |
Tiket.com | 2011 | 2021(10 tahun) | - | - | Berencana IPO |
Kredivo | 2015 | 2021(6 tahun) | - | - | Berencana 2022 (1 tahun) |
Kopi Kenangan | 2017 | 2021 (4 tahun) | - | - | Berencana IPO 2023 |
Data diolah Katadata.co.id
Edward mengatakan, siklus startup menjadi lebih cepat saat ini. Namun ini bukan karena pandemi corona. “Timing siklus ini terkait maturity dari sektor dan perjalanan startup yang bersangkutan dari sisi traction dan fase milestones,” katanya kepada Katadata.co.id, pada Oktober (15/10).
Selain bakal lebih banyak unicorn, kematangan pasar di setiap sektor dapat mendorong startup untuk IPO. “Maturity dan siklus sudah masuk ke tahap yang siap IPO,” ujar Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital itu. Apalagi, sektor digital masih terus tumbuh dalam lima sampai 10 tahun ke depan.