Perang Harga Telah Usai, Sekarang Berlomba Capai Profit!

Farras Farhan Analis Samuel Sekuritas
Oleh Farras Farhan
21 Februari 2023, 17:23
Farras Farhan Analis Samuel Sekuritas
Katadata

Banyak hal menarik dari perkembangan ekonomi digital dan teknologi digital selama tiga tahun terakhir. Sektor ini naik turun bagai roller coaster. Sempat terbang tinggi saat wabah Covid-19 merebak, lalu menukik tajam ketika pandemi selesai. Siklusnya berlangsung sangat singkat.

Sejumlah lembaga penelitian dan konsultan bisnis meramal bahwa kebiasaan baru konsumen yang muncul di era pandemi, bakal menetap. Setelah pandemi berakhir, konsumen tidak lagi tertarik kembali ke budaya lama. Intinya, menurut berbagai riset itu, konsumen akan memenuhi segala kebutuhan hidupnya dengan mengoptimalkan teknologi digital.

Dan adopsi teknologi bukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan hidup, seperti belanja, memesan barang, memesan jasa dan lain sebagainya, juga untuk berbagai aktivitas kehidupan sehari hari dan enabler dunia bisnis.

Untuk alasan inilah, Metaverse sempat menghebohkan dan raksasa teknologi sekelas Facebook, melalui divisi Reality Labs, membenamkan investasi miliaran dolar di proyek masa depan ini. Kita juga menyaksikan tingginya ketergantungan terhadap Zoom sebagai platform pertemuan daring. 

Saat ini Pandemi Covid-19 sudah mereda, akan tetapi cara menjalani hidup paska pandemi malah semakin menjauh. Masyarakat justru euforia untuk beraktivitas tatap muka. Bersosialisasi secara offline, bukan menggunakan headset virtual reality (VR).

Banyak perusahaan juga mulai mewajibkan kembali karyawannya untuk work from office, termasuk pelaku industri startup. Jumlah rapat online via zoom juga berkurang drastis.  

Mark Zuckerberg pun terpeleset. Kini, Metaverse menjadi pemberat kinerja dan mengecewakan investor. Laporan keuangan Meta, induk Facebook, merugi US$13,72 miliar pada 2022 lalu atau sekitar Rp 214 triliun. PHK massal tak terhindarkan justru setelah rekrutmen besar besaran untuk membangun proyek masa depan. Zoom juga mulai PHK dan pangkas gaji.

Industri gim yang meledak di awal pandemi, juga menghadapi tantangan berat. Pekerja dan pelajar sudah kembali beraktivitas normal, menurunkan minat bermain gim online. Sea Ltd, induk Garena, produsen gim Free Fire, harga sahamnya anjlok 46 persen selama 52 minggu terakhir (12 bulan).

Raksasa bank digital seperti Nu Bank (Brazil) dan Kakao Bank (Korea) juga menguap kapitalisasi pasarnya lebih dari 40 persen pada kurun waktu yang sama. Nasdaq terjerembap bersama Facebook, Amazon dan perusahaan teknologi lain. 

Tech winter

Petualangan Mark Zuckerberg di Metaverse, penurunan bisnis Zoom dan anjloknya harga saham perusahaan digital, hanyalah sepenggal kisah muramnya industri teknologi selama dua tahun terakhir. Banyak orang menyebut fenomena ini sebagai tech winter yang bakal berlanjut dengan seleksi alam yang keras. 

Salah satu penanda tech winter adalah bergesernya persepsi investor. Ekspektasi mereka terhadap prospek “perusahaan masa depan” tidak lagi setinggi dulu.

Para pengelola dana raksasa kini memberikan penilaian terhadap perusahaan teknologi, atau industri startup, secara lebih wajar. Intinya, tidak ada lagi “dana murah dan mudah” yang melimpah di market, terutama sejak The Fed mengerek bunga acuan demi memerangi inflasi.

Investasi ke startup atau perusahaan teknologi memang akan tetap mengalir, meski tidak sederas dulu. Bagaimanapun ekonomi digital merupakan sesuatu yang riil dan potensi bisnisnya sangat menjanjikan. Industri teknologi juga sudah terbukti memiliki sumber pendapatan yang jelas dan menguntungkan para pelakunya. 

Akan tetapi investor bakal lebih selektif. Mereka tidak lagi mudah terpukau oleh presentasi pebisnis startup ketika mencari pendanaan baru, seperti pengalaman empat atau lima tahun lalu.

Bagi investor, market share tumbuh pesat tetapi meninggalkan bolong besar di neraca laba rugi, adalah cerita masa lalu. Pertumbuhan bisnis memang sangat penting, tapi neraca keuangan yang sehat adalah di atas segalanya.  

Tech winter juga melanda negeri ini. Aliran modal ke startup berkurang drastis. Sementara itu, startup eksisting yang berada dalam fase perkembangan, mulai kesulitan mencari sumber pendanaan baru.

Halaman:
Farras Farhan Analis Samuel Sekuritas
Farras Farhan
Analis Samuel Sekuritas

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...