Pembangkit Panas Bumi Berpotensi Dorong Energi Bersih

Panas bumi dapat menjadi kunci dalam mencapai target untuk mengembangkan green economy melalui energi hijau dan industri hijau, serta mendukung Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
Dicky Christanto W.D
20 Maret 2023, 19:24
Panas Bumi
Katadata

Dewan Energi Nasional (DEN) menilai proyek pembangkit listrik panas bumi berpotensi menjadi andalan dalam transisi energi dari energi fosil menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT). Anggota DEN Satya Yudha berpendapat, industri panas bumi perlu waktu panjang pada proses eksplorasi dan produksi, tetapi hasilnya bisa membantu kehidupan di masa mendatang.

"Panas bumi dapat menjadi kunci dalam mencapai target untuk mengembangkan green economy melalui energi hijau dan industri hijau, serta mendukung Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) 2060," ujarnya Kamis (16/3) lalu.

Contohnya, lanjut Satya, adalah pemanfaatan energi geothermal menjadi energi listrik. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2022 konsumsi listrik per kapita di Indonesia mencapai angka 1.173 kilowatt hour (KWh), atau naik 4,45 persen jika dibandingkan  2021 sebesar 1.123 kWh.

Kemudian, EBT dalam bauran energi nasional hingga 2022 tercatat 14,11 persen, naik 13,65 persen dari realisasi 2021. Kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai 81,2 gigawatt (GW) di 2022, dengan PLTG/GU/MG sebesar 21,6 GW, baru kemudian pembangkit listrik EBT sebesar 12,5 GW (PLTA sebanyak 6,6 GW, PLTP 2,3 GW, dan bioenergi sebesar 3 GW).

Diketahui, Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar ke-2 di dunia dan sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7MWe atau 9 persen untuk Pembangkit Tenaga Panas Bumi (PLTP). Jumlah ini diprediksi menyusul Amerika Serikat yang menduduki peringkat pertama dunia.

Potensi listrik yang dihasilkan oleh geothermal dapat mencapai 24GW sehingga tidak menambah beban pemerintah dalam produksi listrik karena harganya kompetitif.

Perusahaan eksplorasi dan produksi geothermal, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), ambil bagian pengelolaan 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) atau 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia. Sebesar 672MW dioperasikan oleh PGEO dan sebesar 1.205 MW dikelola melalui Joint Operation Contract/JOC).

"Kapasitas produksi PGEO akan ditingkatkan lagi hingga 1.272MW pada 2027, sebagai salah satu penggunaan dana IPO. Hingga saat ini PGE telah berhasil mengaliri 2,08 juta rumah di Indonesia," jelas Corporate Secretary PGEO, Muhammad Baron.

PGEO punya rekam jejak mempertahankan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang efektif dan konsisten. Keahlian dalam manajemen reservoir dan keberlanjutan pasokan uap PGEO dibarengi dengan kemitraan bersama mitra bisnis terkemuka dan terkenal memastikan standar operasi yang tinggi. Selain itu PGEO unggul dalam O&M melalui penerapan sistem manajemen dan teknologi digital.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...