6 Startup Ekspor Produk Lokal, Pasar Asia Tenggara Dinilai Potensial
Pemerintah tengah menyoroti kehadiran produk impor di e-commerce, dan berencana menyusun aturan terkait diskon. Meski begitu, setidaknya ada enam startup yang memberikan akses ekspor untuk produk lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Keenamnya yakni Sociolla, Bukalapak, Shopee, Made In Indonesia, TaniHub, dan Belift Green Beans. Pemerintah juga menggandeng e-commerce Tiongkok, Alibaba dan Pinduoduo untuk mengekspor produk.
Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda menilai, UMKM Indonesia berpotensi menyasar pasar ekspor di Asia Tenggara. “Utamanya, produk makanan dan kerajinan tangan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (10/3).
Akan tetapi, UMKM perlu didukung untuk meningkatkan kemampuan dalam mengekspor. “Harus ada penambahan kapasitas dan (dukungan) teknologi,” kata dia.
Shopee misalnya, menyiapkan UMKM sebelum masuk ke pasar Asia Tenggara lewat program Kreasi Nusantara yang tersedia sejak 2019. Ini untuk memastikan pelaku usaha dapat memenuhi permintaan, menjaga kualitas produk, dan memperkuat merek.
Tahun ini, Shopee pun menggandeng Sekolah Ekspor untuk menjual produk lokal dalam program ‘500.000 Eksportir Baru’. Keduanya menyediakan registrasi formulir terbuka untuk pelaku usaha yang ingin bergabung.
Penjual binaan nantinya dibekali kiat berdagang secara spesifik. “Kami berupaya untuk andil mengimplementasikan program lanjutan dalam memperluas jangkauan ekspor,” kata Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo dalam siaran pers, pekan lalu (4/3).
Bukalapak juga sempat menyediakan akses ekspor kepada mitra penjual lewat BukaGlobal pada 2019. Lewat layanan ini, pengguna di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong, dan Taiwan bisa membeli produk Indonesia melalui Bukalapak.
Startup lain yang membuka akses ekspor terhadap produk lokal yakni Sociolla. E-commerce produk kecantikan itu ekspansi ke Vietnam tahun lalu, setelah mendapatkan pendanaan dari sejumlah investor global, termasuk Temasek.
Co-Founder sekaligus CEO Social Bella John Rasjid mengatakan, perusahaan membuka akses bagi produsen lokal untuk menyasar konsumen di negara lain. "Kami melihat bahwa brand kecantikan lokal semakin inovatif meluncurkan produk berkualitas dengan harga terjangkau, yang mampu bersaing di kancah internasional," kata John dalam siaran pers, Oktober tahun lalu (15/10/2020).
Co-Founder dan President of Social Bella Christopher Madiam menambahkan, pasar Vietnam potensial dan memiliki beberapa kesamaan dengan Indonesia, seperti banyaknya generasi muda yang melek digital. "Kami yakin, Vietnam merupakan negara yang tepat untuk rencana ekspansi internasional pertama," ujar dia.
Ada juga startup e-commerce Madeinindonesia.com yang memfasilitasi UMKM lokal menembus pasar global. Startup besutan perusahaan minyak dan gas (migas) Medco ini menjalankan bisnis dengan skema Business to Business (B2B).
Madeinindonesia.com menghubungkan beragam produk dari perusahaan manufaktur, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemasok, pedagang grosir hingga UMKM dengan jutaan pembeli di pasar internasional.
Dalam memasarkan produk, Madeinindonesia.com menggelar berbagai pameran dagang virtual di beberapa negara seperti Mesir, Uni Emirates Arab, dan Qatar.
Untuk produk pertanian, TaniHub memfasilitasi mitra petani untuk menjual hasil panen ke pembeli di negara lain, lewat eksportir. Pada tahun lalu, Co-founder sekaligus Presiden TaniHub Pamitra Wineka mengatakan ingin mengekspor langsung produk petani lokal ke luar negeri pada 2021.
Ada pula startup kopi besutan warga Indonesia yang beroperasi di San Francisco, Amerika Serikat (AS) Belift Green Beans. Perusahaan rintisan ini mengekspor satu kontainer kopi asli Tanah Air pada tahun lalu. Nilai transaksinya lebih dari US$ 100 ribu.
Kopi tersebut dibeli oleh importir di AS. Produk ini akan dipasarkan ke para pelaku kopi seperti pemilik kafe.
Selain itu, pemerintah bekerja sama dengan Alibaba dan Pinduoduo. Pemerintah meluncurkan toko online nasional di Pinduoduo pada Oktober tahun lalu (17/10/2020).
Dilansir dari Kr-Asia, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Deny W Kurnia mempromosikan beberapa produk seperti makanan kemasan, suplemen sarang burung hingga batik saat peluncuran.
Pada 2018, pendiri Alibaba Jack Ma menyampaikan akan menghadirkan kopi Kapal Api (luwak drip), biskuit Recheese, Papatonk Premium Shrimp Crackers, mi Indomie, dan Yang TyTy Sarang Burung Walet di platform. Ini disampaikan dalam Sidang Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia.
Sedangkan pada 2019, Tango Waffle Crunchox dari Orang Tua Group menjadi salah satu paket spesial di festival 11.11 Alibaba. Selain itu, Mustika Ratu masuk pasar Tiongkok lewat anak usaha Alibaba, Tmall dan Lazada.