Survei KIC: E-Commerce Bantu UMKM Bertahan saat Pandemi hingga Ekspor

Desy Setyowati
30 April 2021, 20:42
Survei KIC: E-Commerce Bantu UMKM Bertahan saat Pandemi hingga Ekspor
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan, pendapatan 70% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beroperasi offline turun saat pandemi corona. Pelaku usaha pun merambah e-commerce untuk menjangkau konsumen hingga menembus pasar ekspor.

Riset bertajuk ‘MSME Study Report 2021: Peran Marketplace bagi UMKM’ itu berdasarkan survei terhadap 392 UMKM di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Medan. Survei dilakukan selama 24 Maret hingga 9 April.

Manajer Survei KIC Vivi Zabkie mengatakan, mayoritas UMKM yang berjualan offline mengalami penurunan pendapatan selama pandemi Covid-19. Akibatnya, pelaku usaha membuka toko online.

“Beberapa pelaku usaha bahkan menutup usaha offline, lalu beralih ke online atau setidaknya memadukan penjualan offline dan online,” kata Vivi dalam siaran pers, Jumat (30/4).

Kanal yang paling banyak dipilih yakni e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada. Lalu media sosial seperti Instagram dan Facebook. Baru kemudian, situs website dan aplikasi lain.

Sebanyak 72% pelaku UMKM dapat memperluas jaringan pasar setelah beralih ke online dan 68% merasakan keamanan bertransaksi. Lalu, masing-masing 65% mendapatkan kemudahan berinteraksi dengan pelanggan lewat platform online dan melayani secara real time.

Ada 54% UMKM yang menjawab bahwa e-commerce bisa menghemat biaya promosi. Lalu, 48% mengalami kenaikan omzet, 29% merasa lebih kompetitif, dan 19% lebih mudah mengakses pasar ekspor.

Sebanyak 57% pelaku usaha menyampaikan bahwa nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee. Lalu Tokopedia (28%), Lazada (6%), Bukalapak (3%), Blibli (2%), dan lainnya (3%).

Survei tersebut juga menyoroti alasan UMKM bergabung ke e-commerce. Sebanyak 70% responden menilai platform online praktis dan bisa menjalankan usaha di mana saja. Kemudian, 69% masuk karena banyak promosi.

Dari semua program promosi di marketplace, gratis ongkos kirim (ongkir) dianggap paling membantu bisnis UMKM (50%). Diikuti oleh diskon (38%).

Alhasil, 66% responden menyediakan promosi gratis ongkir saat berjualan di e-commerce. Lalu, 57% memberikan diskon, 32% uang kembali (cashback), 18% flash sale, dan 8% tidak memberikan promosi apapun di toko.

Setengah dari pelaku usaha yang disurvei mengatakan, promosi hari khusus dari Shopee seperti 12.12 dan 3.3 paling membantu bisnis selama pandemi. Sebanyak 12% mengatakan Waktu Indonesia Belanja dari Tokopedia membantu.

Kemudian, 12% merasakan manfaat diskon cashback untuk pelanggan super seller dari Bukalapak. Disusul oleh Lazada lewat hari promosi khusus seperti 12.12 dan 3.3 sebesar 4%.

“Dari skala 1-10 , ata-rata memberi nilai delapan terkait besarnya peran marketplace dalam membantu UMKM bertahan saat pandemi,” ujar Vivi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...