Shopee Klaim Buat Sistem Logistik Murah & Hapus 13 Jenis Barang Impor
Perusahaan e-commerce, Shopee membangun sistem logistik yang diklaim murah untuk mendorong ekspor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Selain itu, menghapus 13 jenis barang impor.
Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengatakan, kedua langkah itu bertujuan mendorong UMKM lokal mengekspor produk. Layanan Shopee pun menjangkau enam negara tujuan ekspor yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan yang terbaru Brasil.
“Kami bekerja sama dengan pihak ketiga di bidang logistik (third party logistic). Jadi, dari pesawat atau kapal bisa lebih murah," katanya dalam acara virtual Media Gathering Dialog KADIN dan Shopee Indonesia bertajuk 'UMKM Indonesia Menuju Pasar Global', Senin (14/6).
Shopee juga memaksimalkan fasilitas pergudangan (warehouse) yang ada di luar negeri. Dengan begitu, Shopee mengklaim bisa menurunkan biaya logistik bagi UMKM ekspor hingga 50%.
E-commerce bernuansa oranye itu juga membina UMKM sebelum ekspor. Salah satunya, membekali pelaku usaha binaan dengan materi seperti kiat sukses ekspor secara spesifik melalui Sekolah Ekspor.
Shopee juga meluncurkan program bertajuk ‘500.000 Eksportir Baru’ yang dimulai awal Maret 2021. Program ini ditargetkan rampung pada 2030.
Kemudian perusahaan asal Singapura itu menutup akses masuk bagi 13 jenis barang impor, termasuk dari Tiongkok dan Korea Selatan.
Sejak 2019, Shopee juga membuat kanal khusus ekspor UMKM bernama Kreasi Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global. Melalui kanal ini, perusahaan memfasilitasi ekspor 1,5 juta produk dari 180 ribu UMKM Tanah Air.
"Ini kami buat karena banyak UMKM lokal mempunyai kualitas produk baik dan banyak yang mesti dibantu agar mereka bisa bersaing, penjualan semakin tinggi, serta kesempatan UMKM masuk pasar dunia semakin besar," kata Handhika.
Saat ini, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih kecil. "UMKM hanya menyumbang 14,3% terhadap total ekspor," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani.
Sedangkan nilai ekspor Indonesia tahun lalu turun 2,61% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 163,31 miliar.
Padahal, UMKM dinilai sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia lantaran berkontribusi terhadap 60% produk domestik bruto (PDB) nasional. Selain itu, menyerap tenaga kerja hingga 97%.
"Posisi UMKM ini strategis dari struktur ekonomi dan pemerataan," kata Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Pemerintah pun berencana menambah lebih banyak investasi untuk UMKM dari saat ini hanya 18,8%. "Kami tingkatkan agar bisa mencapai 30%. Ini supaya kredit mereka kuat, dan bisa ekspor," ujar Bahlil.
Pemerintah juga berencana membuat aturan yang dapat melindungi UMKM lokal dalam bersaing dengan produk luar negeri di e-commerce. "Kami perbaiki peraturan, agar perdagangan luar negeri di e-commerce tidak ada kecurangan. UMKM lokal tidak lagi bersaing dengan kondisi tidak seimbang," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Lutfi memang berencana membuat Peraturan Menteri Pedagangan (Permendag) yang mengatur pengenaan diskon hingga pasar lokal dan impor di e-commerce. Aturan ini juga bakal memberikan kesetaraan antara pelaku e-commerce dan pedagang offline.