Konten Produk Kecantikan & Kuliner Melonjak, TikTok Siapkan Strategi

Fahmi Ahmad Burhan
26 Oktober 2021, 06:00
Tampilan aplikasi TikTok di smartphone
pixabay.com
Tampilan aplikasi TikTok di smartphone

Platform video pendek asal Cina TikTok mencatat, konten jualan produk kecantikan dan kuliner di Indonesia meningkat hingga lima kali lipat pada tahun ini. TikTok pun menyiapkan sejumlah strategi guna meraup potensi pasar jualan online di sektor tersebut.

Head of Business Marketing, TikTok Sitaresti Astarini mengatakan, kedua kategori konten itu masuk ke dalam sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Menurutnya, baik konten kecantikan dan kuliner yang banyak beredar di TikTok bersifat hiburan dan memicu rasa ingin berbelanja bagi penontonnya.

Para pembuat konten itu menyajikan kontennya di TikTok dengan berbagai cara, seperti memberikan tips atau life hack hingga dengan cara review produk.

"Konten-konten itu banyak ditonton, untuk kategori kecantikan dan perawatan pribadi meningkat empat kali lipat, sedangkan kuliner lima kali lipat," kata Sitaresti dalam konferensi pers virtual pada Senin (25/10).

Menurutnya, tren peningkatan konten tersebut membawa potensi yang besar bagi merek atau brand FMCG untuk memanfaatkan layanan TikTok. Sebab, berdasarkan riset internal, ada 45% pengguna yang mengaku tertarik berbelanja produk kosmetik setelah menonton konten jualan produk kecantikan. Lalu, ada 71% pengguna TikTok tertarik membeli produk kuliner.

TikTok pun kemudian menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong brand memanfaatkan layanannya. "Kami bantu agar brand FMCG memenangkan pasar lewat TikTok," kata Sitaresti.

TikTok mengandalkan sejumlah fitur untuk jualan online di platform-nya. Salah satu fitur yakni TopView menawarkan iklan video dengan durasi 60 detik. TopView memungkinkan iklan brand dilihat oleh lebih banyak orang, karena akan dilihat penonton saat pertama membuka aplikasi.

Ada juga fitur brand takeover yang memungkinkan promosi brand terhubung dengan link landing page atau situs brand. Kategori iklan ini termasuk eksklusif, sebab hanya akan ada satu brand yang muncul di feed para pengguna dalam satu hari. 

TikTok juga mengandalkan fitur live-streaming untuk mendorong brand berjualan di platform. Kemudian, TikTok mengandalkan beragam kampanye yang bisa mendorong transaksi brand.

Senior Marketing Manager, Kantar Worldpanel Division Corina Fajriyani mengatakan pandemi telah mengubah cara brand dalam beriklan dan memasarkan produknya. Salah satu strategi yang harus dilakukan, yakni omni-channel. "Tidak hanya offline, tapi juga harus online," katanya. Alhasil, brand pun banyak memanfaatkan layanan media sosial, salah satunya TikTok.

TikTok sendiri telah merambah pasar belanja online sejak 2019. TikTok membuat layanan belanja online bernama TikTok Shop.

TikTok menyematkan tautan pada bagian profil untuk menghubungkan calon konsumen dengan toko online milik pengguna. Melalui TikTok Shop, pengguna dapat berbelanja dengan mudah sambil mengakses platform TikTok. Jadi, pengguna tidak perlu beralih ke aplikasi lain untuk meneruskan transaksi.

Secara global TikTok telah menggaet 1 miliar pengguna. Di pasar Asia Tenggara, jumlah pengguna TikTok mencapai 240 juta. Tahun ini, pertumbuhan jumlah pengguna TikTok di Asia Tenggara mencapai 85% secara tahunan (year on year/yoy).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...