Blibli Siap Merambah Metaverse karena Masa Depan E-commerce
Dunia virtual atau metaverse diramal akan menjadi tren teknologi masa depan, termasuk bagi sektor e-commerce. Blibli pun tengah menyiapkan ancang-ancang menyambut teknologi tersebut.
Metaverse merupakan versi teranyar dari virtual reality (VR) tanpa komputer. Pengguna dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis augmented reality (AR) maupun VR.
Senior Vice President dan Head of Business Development Blibli Yohanes Lukiman mengatakan, perusahaan mempunyai tim new technology evaluation yang bertugas mengevaluasi teknologi terbarukan, termasuk metaverse.
"Apabila ada perkembangan di metaverse, non-fungible token atau NFT dan lainnya kami evaluasi. Nanti kami lihat, apakah ada ruang di situ," katanya dalam konferensi pers pada Senin (25/7).
Jika ada ruang bagi sektor e-commerce dan permintaan dari pasar besar, menurut dia, Blibli berminat masuk ke pasar metaverse. "Kalau ada peluang, kami evaluasi serius," ujarnya.
Meski demikian, menurut dia, Blibli belum akan mengembangkan teknologi metaverse untuk saat ini. Ada beberapa alasan, di antaranya akses teknologi metaverse membutuhkan perangkat seperti headset VR dan belum banyaknya permintaan. Selain itu, kerangka hukum teknologi ini belum ada di Indonesia.
"Jadi, hak intelektual terkait teknologi ini belum dilindungi," ujarnya.
Sebelumnya, Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan memperkirakan, teknologi metaverse akan masif diadopsi perusahaan e-commerce. Teknologi dunia virtual ini diadopsi startup di sektor hiburan dan pembuat konten (content creator).
"Potensi di ranah ini sangat besar," katanya.
Namun, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengatakan, penerapan metaverse di sektor ini masih dalam tahap pengembangan. Secara teknis, teknologi metaverse untuk e-commerce akan berfungsi pada proses perdagangan yang memanfaatkan sistem elektronik. Salah satunya, bisa dengan mengandalkan permainan online.
"Bentuknya bisa perdagangan barang-barang digital yang bisa digunakan di permainan online. Jumlah transaksinya pun cukup fantastis," ujar Bima.
Teknologi ini memang diramal akan tren masa depan. Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023 – 2024.
Bill Gates menyebut periode tren rapat di dunia virtual itu sebagai tahun yang paling tidak biasa dan sulit. Ia menilai tahun ini dan selanjutnya merupakan masa yang lebih digital.
Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital. Ini termasuk merevolusi tempat kerja.
Raksasa teknologi asal Cina, Baidu juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu lama, yakni hingga enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global.
Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun. Namun, bagian dari produk-produk pendukungnya akan hadir lebih cepat.