E-commerce Dikuasai Asing, Peneliti: Kenapa Investor Lokal Tak Masuk?
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut pasar e-commerce Indonesia dikuasai oleh asing. Namun peneliti ekonomi digital Ignatius Untung Surapati menyoroti peran investor lokal.
Mantan Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA itu mengatakan, jumlah e-commerce lokal di Indonesia lebih banyak ketimbang asing. “Namun pangsa pasarnya kecil,” katanya dalam acara Talkshow "Dampak Social Commerce Pada UMKM di Indonesia" di Jakarta Selatan, Jumat (15/9).
Untuk dapat mengembangkan bisnis, e-commerce lokal pun tak membatasi investor yang masuk baik dalam negeri maupun asing. Namun sepengetahuannya, investor lokal seperti konglomerat meragukan bisnis model baru yang dinilai berisiko.
“Kenapa investor lokal tidak masuk saat (valuasi startup e-commerce itu) kecil,” kata Ignatius.
Berdasarkan data Momentum Works, e-commerce asal Singapura seperti Shopee dan Lazada mendominasi pasar Indonesia. Platform asal Cina yakni TikTok juga tumbuh pesat di Tanah Air.
Rincian porsi transaksi bruto atau GMV e-commerce di Indonesia tahun lalu berdasarkan data Momentum Works sebagai berikut:
- Shopee 36% atau sekitar US$ 684 juta
- Tokopedia 35% atau setara US$ 665 juta
- Lazada 10% atau sekitar US$ 190 juta
- Bukalapak 10% atau setara US$ 190 juta
- TikTok 5% atau sekitar US$ 95 juta
- Blibli 4% atau setara US$ 76 juta