TikTok Shop Tutup, Tokopedia dan Shopee Bebas dari Barang Impor
TikTok Shop resmi tutup pada Pukul 17.00 WIB Rabu pekan lalu (4/10). Tokopedia dan Shopee menyampaikan platform bebas dari barang impor.
Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 tahun 2023 dua pekan lalu (27/9). Aturan ini melarang media sosial dan e-commerce dalam satu platform, sehingga fitur TikTok Shop ditutup.
Regulasi itu juga melarang e-commerce memfasilitasi penjualan barang impor di atas US$ 100 atau sekitar Rp 1,6 juta. Tokopedia dan Shopee menyampaikan, platform sudah bebas barang impor.
Head of Communications Tokopedia Aditia Grasio Nelwan mengatakan seluruh produk di platform merupakan barang yang diperdagangkan oleh 100% penjual lokal. Tidak ada transaksi lintas-negara di e-commerce bernuansa hijau ini.
Tokopedia memiliki lebih dari 14 juta penjual. “Hampir 100% pelaku UMKM, berada atau berdomisili di Indonesia,” kata Aditia kepada Katadata.co.id, Jumat (6/10).
Aditia menyatakan Tokopedia senantiasa mendukung setiap kebijakan yang berpihak kepada kemajuan UMKM lokal.
Sementara Shopee mencatat kurang dari 1% produk di platform merupakan barang impor langsung dari luar negeri. Toko yang dimaksud diberi label ‘luar negeri’.
Head of Public Policy Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengatakan, mekanisme transaksi lintas-negara atau cross border itu sesuai peraturan perundangan yang berlaku, seperti perpajakan dan lainnya.
"Selain itu, produknya bukanlah yang bersaing langsung dengan produk UMKM," kata Radityo kepada Katadata.co.id, Kamis (5/10).
E-commerce bernuansa oranye itu akhirnya menutup layanan produk impor langsung tersebut pada Rabu (4/10) pukul 22.00 WIB.
Pada 2021, Shopee menutup 14 kategori produk lintas-negara yang bersaing dengan produk UMKM sesuai arahan Kementerian Koperasi dan UKM.
Kini, setelah pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 tahun 2023 dua pekan lalu (27/9), Shopee memutuskan untuk menutup layanan tersebut sepenuhnya.
Padahal Shopee memfasilitasi kurang dari 1% transaksi lintas-negara, sebagai salah satu upaya mendorong ekspor produk UMKM Indonesia. E-commerce yang berbasis di Singapura ini sudah memfasilitasi ekspor lebih dari 20 juta produk UMKM ke ASEAN, Asia Timur, dan Amerika Latin.
Ekspor produk lokal itu merupakan bagian dari program Kampus UMKM Shopee. Perusahaan sudah menyediakan 10 kampus UMKM Shopee.
Meski begitu, Radityo memastikan penutupan transaksi lintas-negara tidak memengaruhi ekspor produk UMKM yang sudah berjalan. “Kami akan berusaha tidak memengaruhi kegiatan ekspor produk Indonesia yang sudah berjalan,” ujarnya.
Katadata.co.id telah menghubungi Lazada dan Bukalapak terkait Permendag Nomor 31 tahun 2023. Namun belum ada tanggapan.