Dikabarkan Mau Akuisisi Bukalapak, Transaksi Temu Cina Hampir Menyamai Shopee

Desy Setyowati
11 Oktober 2024, 12:18
Temu, cina, bukalapak, shopee,
Marcabraham.com
Temu Pinduoduo
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) e-commerce asal Cina Temu diperkirakan US$ 4 miliar per bulan per pertengahan tahun ini. Jika dihitung rata-rata selama setahun, maka nilainya US$ 48 miliar atau hampir menyamai Shopee.

“Temu yang baru hadir pada September 2022, GMV bulanan tumbuh menjadi sekitar US$ 4 miliar per pertengahan 2024,” demikian isi laporan perusahaan venture builder yang berbasis di Singapura Momentum Works, pekan lalu.

Induk usaha Temu yakni Pinduoduo tidak memerinci kinerja keuangan anak usaha. Akan tetapi, investor dan analis yang sering diajak berdiskusi oleh Momentum Works percaya bahwa Temu mungkin telah mencapai titik impas EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias tidak lagi merugi.

Temu merupakan anak usaha PDD Holdings, raksasa e-commerce di Cina. Perusahaan yang disebut ‘monster e-commerce Cina’ ini sebelum Februari 2023 bernama Pinduoduo.

PDD Holdings meluncurkan Temu pada September 2022. Temu berfokus menyediakan produk dengan harga terjangkau. Bisnis yang dijalankan oleh Temu meliputi:

  • Ritel online: menjual berbagai kategori produk seperti elektronik, pakaian, aksesori hingga produk rumah tangga
  • Memfasilitasi penjualan produk dari berbagai vendor dan pemasok kepada konsumen
  • Pengiriman dan logistik
  • Menawarkan berbagai promosi dan diskon untuk menarik konsumen dan meningkatkan volume penjualan
  • Menyediakan layanan pelanggan untuk menangani pertanyaan, keluhan, dan masalah yang mungkin dihadapi konsumen selama berbelanja

Temu kini menyediakan layanan di 82 negara, sementara Shopee di delapan negara yakni Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Taiwan dan Brasil. 

Anak usaha Pinduoduo itu juga dikabarkan mau mengakuisisi Bukalapak supaya bisa masuk ke pasar Indonesia. Namun kabar ini dibantah oleh Bukalapak.

Angka GMV proyeksi transaksi Temu dalam laporan Momentum Works hampir menyamai Shopee US$ 55,1 miliar tahun lalu. Laporan Momentum Works  bertajuk ‘Ecommerce in Southeast Asia 2024’  memperkirakan GMV e-commerce di Asia Tenggara US$ 114,6 miliar atau Rp 1.853 triliun tahun lalu.

Rincian transaksi per e-commerce sebagai berikut:

  1. Shopee: US$ 55,1 miliar atau Rp 897 triliun
  2. Lazada: US$ 18,8 miliar atau Rp 308,7 triliun
  3. TikTok Shop: US$ 16,3 miliar atau Rp 266,5 triliun
  4. Tokopedia: US$ 16,3 miliar atau Rp 266,5 triliun
  5. Bukalapak: US$ 5,7 miliar atau Rp 92,8 triliun
  6. Blibli: US$ 1,9 miliar atau Rp 31 triliun
  7. Amazon: US$ 400 juta atau Rp 6,5 triliun
  8. Tiki: US$ 200 juta atau Rp 3,3 triliun
  9. Temu: US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun

Shopee memimpin di semua pasar di Asia Tenggara dari segi transaksi. Rinciannya sebagai berikut:

  • Thailand US$ 19,3 miliar:
  1. Shopee: 49%
  2. Lazada: 30%
  3. TikTok Shop: 21%
  • Vietnam US$ 13,8 miliar:
  1. Shopee: 61%
  2. TikTok Shop: 24%
  3. Lazada: 14%
  4. Tiki: 1%
  • Filipina US$ 13,7 miliar:
  1. Shopee: 54%
  2. Lazada: 30%
  3. TikTok Shop: 16%
  • Malaysia US$ 9,6 miliar:
  1. Shopee: 63%
  2. Lazada: 19%
  3. TikTok Shop: 19%
  • Singapura US$ 4,4 miliar:
  1. Shopee: 52%
  2. Lazada: 34%
  3. Amazon: 9%
  4. TikTok Shop: 5%
  • Indonesia US$ 53,8 miliar
  1. Shopee: 40%
  2. Tokopedia: 30%
  3. Bukalapak: 11%
  4. TikTok Shop: 9%
  5. Lazada: 7%
  6. Blibli: 4%

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...