E-Commerce Asal Cina Temu dan Shein Naikkan Harga 3 Kali Lipat Ikuti Tarif Trump


Platform e-commerce asal Cina, Temu, mulai mengenakan biaya impor tambahan hingga 145% kepada konsumennya di Amerika Serikat. Langkah ini diambil sebagai respons atas tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, terhadap produk-produk dari Tiongkok.
Kenaikan biaya ini mulai terlihat sejak akhir pekan lalu, menyusul keputusan Temu untuk menyesuaikan harga per 25 April 2025.
Berdasarkan laporan CNBC International, biaya yang dikenakan bahkan melampaui harga produk asli, membuat total belanja bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat.
Misalnya, gaun musim panas seharga US$18,47 atau sekitar Rp309.599 kini menjadi US$44,68 atau Rp748.919 setelah ditambah biaya impor sebesar US$26,21, sekitar Rp439.320, atau naik 142%.
Produk lain seperti pakaian renang anak-anak seharga US$12,44 atau sekitar Rp208.134, menjadi US$31,12 atau Rp521.371 setelah tambahan biaya impor, mengalami kenaikan harga hingga 150%.
“Barang yang diimpor ke AS mungkin dikenakan biaya impor. Biaya ini mencakup semua proses dan biaya terkait bea cukai,” tulis Temu di situs resminya, dikutip dari CNBC (28/4).
Namun, perusahaan mencatat bahwa jumlah yang tercantum “mungkin tidak merepresentasikan jumlah sebenarnya yang dibayarkan kepada otoritas bea cukai.”
Selain Temu, ecommerce asal Cina lainnya, Shein, juga turut mengenakan tarif tambahan atas produknya.
Sementara Temu memilih menampilkan biaya impor secara terpisah, pesaingnya Shein justru mengklaim bahwa tarif telah termasuk dalam harga produk. Dalam laman checkout, Shein menuliskan bahwa pembeli tidak perlu membayar biaya tambahan saat pengiriman.
Langkah Temu ini menyusul pengumuman Trump mengenai pemberlakuan tarif hingga 145% untuk berbagai produk Cina dan rencana mengakhiri celah de minimis, kebijakan yang memungkinkan barang impor bernilai di bawah $800 masuk tanpa bea cukai.
Celah ini sebelumnya dimanfaatkan oleh Temu dan Shein untuk menjual produk murah ke pasar AS.
“Karena perubahan baru-baru ini dalam aturan dan tarif perdagangan global, biaya operasi kami telah meningkat,” tulis Temu dalam pernyataan resminya awal bulan ini.
“Untuk terus menawarkan produk tanpa mengorbankan kualitas, kami akan melakukan penyesuaian harga.”
Sejak diluncurkan pada 2022 oleh PDD Holdings, Temu berhasil mencuri perhatian konsumen AS dengan kampanye agresif dan slogan “Belanja seperti miliarder.”
Meski pengiriman relatif lama, banyak konsumen rela menunggu demi harga miring untuk pakaian, elektronik, dan perabot rumah tangga.
Namun, dengan harga yang kini mendekati pesaing domestik seperti Amazon, Walmart, dan Target, serta waktu pengiriman yang masih lebih lambat, posisi Temu di pasar AS disebut menjadi kurang kompetitif. Hal ini terlihat dalam peringkat aplikasi Temu di App Store Apple turun ke posisi 73, dari sebelumnya konsisten di 10 besar. Shein juga turun ke posisi 54 dari 15 bulan lalu.