E-Commerce Temu Kini Hentikan Pengiriman dari Cina ke AS, Imbas Tarif Trump


Platform e-commerce asal Cina, Temu menghentikan pengiriman langsung dari Cina ke Amerika Serikat. Perubahan skema bisnis ini merupakan respons dari berakhirnya aturan de minimis oleh pemerintah AS.
Temu sebelumnya dikenal karena menjual produk-produk dengan harga sangat rendah seperti sepatu kets US $5 atau setara Rp 82 ribu (kurs Rp 16.416 per US$) hingga alat dapur seharga US $ 1,50 alias Rp 24 ribu berkat aturan de minimis. Melalui aturan de minimis, produk impor dengan nilai kurang dari US$ 800 bisa terbebas dari dari bea masuk.
Namun, Presiden AS Donald Trump melalui peraturan eksekutifnya mencabut aturan tersebut. Kebijakan ini juga disertai dengan tarif baru sebesar 145% terhadap barang-barang asal Cina.
Mulai Jumat (2/5) lalu, Temu hanya menampilkan produk yang dikirim dari gudang di AS. Produk yang sebelumnya dikirim langsung dari Cina diberi label “kehabisan stok”.
Juru bicara Temu mengonfirmasi bahwa seluruh transaksi di AS kini ditangani oleh penjual lokal dan dipenuhi dari dalam negeri.
“Temu telah secara aktif merekrut penjual AS untuk bergabung dengan platform,” ujar perwakilan perusahaan, dikutip dari CNBC, Jumat (2/5).
Langkah itu, menurut Temu, dirancang untuk membantu pedagang lokal menjangkau lebih banyak pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka.
Temu juga menghentikan sebagian besar iklan daringnya di AS dan menaikkan harga sejumlah produk. Sebelum perubahan, produk Temu yang dikirim dari Cina dikenai biaya impor antara 130% hingga 150%, lebih mahal dari harga barang itu sendiri.
Perubahan ini tidak hanya memengaruhi Temu. Shein, pemain besar lainnya dalam e-commerce Cina, telah menaikkan harga dan menambahkan informasi transparansi tarif saat checkout.
Platform e-commerce asal AS, Amazon, juga terdampak, karena banyak penjual pihak ketiganya bergantung pada manufaktur Cina dan sebelumnya memanfaatkan aturan de minimis untuk pengiriman murah.
Amazon sempat mempertimbangkan untuk mencantumkan biaya tarif pada produk impor murahnya yang dikenal sebagai “Amazon Haul”. Namun, membatalkan rencana tersebut setelah negosiasi dengan Gedung Putih.