Dikabarkan Jadi Unicorn, OVO Fokus Tingkatkan Transaksi
Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Johnny Widodo sempat menyampaikan bahwa perusahaannya telah menyandang status unicorn. Namun, Direktur OVO lainnya, Harianto Gunawan menyampaikan bahwa perusahaan masih fokus meningkatkan transaksi dulu.
Harianto juga enggan menyebutkan besaran valuasi OVO terkini. "Kami belum dapat update apapun," kata dia di Graha Mitra, Jakarta, Rabu (13/2). Adapun unicorn adalah startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar.
Ia menegaskan, OVO masih fokus meningkatkan jumlah transaksi terlebih dulu. "Kami masih fokus bagaimana nih nasabah kami, user, mitra dan lainnya, kami bisa serve mereka dulu," kata dia.
OVO ingin menggandeng mitra yang tingkat penggunaannya (use case) tinggi seperti transportasi, makanan dan minuman, maupun e-commerce. "Kami akan terus menjajaki strategic partnership dengan (perusahaan) yang punya reputasi. Kami fokus kembangkan use case secepatnya," ujarnya.
(Baca: OVO, Go-Pay, dan DANA Tak Gentar Hadapi Fintech BUMN LinkAja)
Yang teranyar, OVO berencana untuk menyediakan fitur cicilan. Layanan bayar kemudian (Pay Later) ini lebih dulu diterapkan untuk pembayaran di Tokopedia. "Kami mau memperkuat produk layanan keuangan," ujar Harianto.
Adapun Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Johnny Widodo sebelumnya telah mengklaim status unicorn. "I think already," kata dia dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV pada 31 Januari 2019 lalu.
Saat ini, OVO memiliki 115 juta pengguna yang dihitung berdasarkan kemitraan, seperti dengan Grab ataupun Kudo. OVO memiliki 500 ribu mitra, yang 230 ribu di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
(Baca: Satgas Waspada Investasi OJK Blokir 635 Fintech Ilegal)