Saingi Go-Pay, OVO Bakal Rilis Layanan Fitur Cicilan di Tokopedia
PT Dompet Anak Bangsa (Go-Pay) menggandeng PT Mapan Global Reksa (Findaya) untuk menyediakan fitur cicilan. Kini, giliran PT Visionet Internasional (OVO) yang ingin menyediakan layanan serupa pada tahun ini.
Director of Enterprise Payment OVO Harianto Gunawan mengatakan, layanan bayar kemudian (Pay Later) ini lebih dulu diterapkan untuk pembayaran di Tokopedia. "Bisa belanja tapi tidak harus bayar langsung," kata dia di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (22/1).
Layanan ini tengah diuji coba oleh OVO. "Kami memang masih uji coba. Itu (PayLater) salah satu yang akan kami keluarkan pada tahun ini," ujar dia. Fitur ini bertujuan untuk memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam berbelanja.
Rencana bisnis OVO ini menambah semarak persaingan bisnis di antara financial technology (fintech) pembayaran, khususnya dengan Go-Pay. Apalagi keduanya sama-sama menggaet Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
(Baca juga: Klaim Jadi yang Terbesar, OVO Catatkan 1 Miliar Transaksi pada 2018)
Harianto menyebutkan, perusahaannya sudah merangkul 200 ribu UMKM. Mitra tersebut pun bisa menggunakan layanan pembayaran berteknologi kode Quick Response (QR) dari OVO. Bahkan, OVO telah memproses lebih dari 1 miliar transaksi sepanjang 2018.
Total volume pembayaran itu meningkat 75 kali lipat sejak periode November 2017. "Dari total jumlah transksi itu, tiga tertinggi transaksinya memang dari transportasi, retail, dan e-commerce," kata dia.
OVO pun mengklaim sudah menjadi platform pembayaran terbesar di Indonesia. "OVO telah menjangkau Sabang hingga Merauke, 77% pengguna berada di luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek),” kata dia beberapa waktu lalu (20/12/2018).
(Baca juga: Dua Riset Sebut Go-Pay Dominasi Pasar Pembayaran Digital di Indonesia)
OVO menyebut, layanannya sudah menjangkau 98% wilayah di Indonesia. Untuk transaksi retail, OVO tersedia di 90% mal di 294 kota di Indonesia, termasuk hypermarket, department store, kedai kopi, bioskop, operator parkir, dan rumah sakit. OVO juga bekerja sama dengan penyedia layanan on-demand, Grab dan aplikasi Kudo dengan 1,7 juta agennya.
Sepanjang Oktober dan November 2018, OVO mencatat jumlah mitra tumbuh lebih dari 70%. OVO menyatakan, basis pengguna tumbuh lebih dari 400% sejak November 2017.
Sementara Go-Pay menyampaikan, bahwa dua lembaga riset menyebut perusahaannya menguasai pasar. Kedua riset itu adalah kajian dari lembaga riset independen di bawah naungan Financial Times, FT Confidential Research Mobile Payment dan laporan Fintech 2018 dari DailySocial bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Go-Pay telah merangkul 240 ribu mitra, yang 40% atau 95 ribu di antaranya merupakan UMKM. Selain menggaet mitra, Go-Pay merangkul pengelola keuangan di rumah ibadah. Setidaknya, ada 112 yayasan dan masjid yang sudah bergabung dengan Go-Pay.
(Baca juga: Go-Pay Rangkul 240 Ribu Mitra, Sebagian Besar UMKM)
Go-Pay juga menyediakan 20 layanan Payment Point Online Bank (PPOB) seperti pulsa, pembayaran gim, tagihan listrik, air, dan lain sebagainya. Adapun, 50% transaksi di aplikasi Gojek, pembayarannya menggunakan Go-Pay.
Go-Pay dan OVO juga bersaing untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda). Layanan keduanya pun bisa dipakai untuk membayar Pajak Kendaraan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Surat Izin Mengemudi (SIM), hingga Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di beberapa daerah.