Fintech Lending Diminta Kucurkan Pinjaman 8.140 UMKM Terdampak Corona
Pemerintah mencatat, 22% atau 8.140 dari total 37 ribu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terpukul pandemi corona, membutuhkan modal usaha. Perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) dinilai bisa turut memberikan pinjaman.
Apalagi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah penduduk miskin pada Maret naik 1,63 juta orang dibandingkan September 2019. Peningkatan ini akibat pandemi Covid-19.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, pemerintah bisa meminimalkan dampak pandemi virus corona dengan memberikan modal usaha kepada UMKM. Dalam hal ini, fintech lending bisa dilibatkan.
(Baca: Banyak Stimulus, Target Tenaga Kerja UMKM 2021 Dinilai Terlalu Rendah)
"Ada beberapa peluang pembiayaan alternatif, seperti fintech lending dan equity crowdfunding. Ini dapat berkontribusi aktif meminimalkan dampak Covid-19 ke UMKM yang butuh pendanaan," ujar Nailul saat mengikuti diskusi secara virtual, Rabu (15/7).
Berdasarkan riset Indef, startup di sektor fintech lending berkontribusi 0,45% terhadap pertumbuhan ekonomi tahun lalu. Nilainya lebih dari Rp 60 triliun.
Fintech lending juga disebut-sebut mampu menyerap 362 ribu tenaga kerja. Berdasarkan riset itu, startup di sektor ini menurunkan angka kemiskinan 177 ribu orang dan mengurangi ketimpangan (rasio gini) 0,01.
Oleh karena itu, menurutnya pemerintah bisa mendorong fintech lending untuk memberikan pinjaman kepada UMKM selama masa pandemi ini. (Baca: Naik Hampir 4 Kali, Fintech Pembiayaan Sumbang Rp 100 T ke PDB 2020)
Sebelumnya, COO KoinWorks Bernard Arifin mengatakan permintaan pinjaman melalui platform-nya memang meningkat selama pagebluk ini. "Ini karena mereka butuh modal kerja," ujarnya.
Namun, perusahaan memperketat pemberian pinjaman guna meminimalkan risiko gagal bayar. KoinWorks pun menyasar sektor UMKM yang bisa bertahan, dengan mengandalkan teknologi digital.
Oleh karena itu, perusahaan menggaet e-commerce untuk memberikan pinjaman kepada UMKM. “Dengan bergabung ke platform online, mereka punya jejak digital yang bisa dikaji oleh fintech.” Katanya.
Modalku pun mencatatkan kenaikan permintaan pinjaman dari UMKM. Perusahaan juga sudah menyalurkan pembiayaan Rp 4,1 triliun sepanjang semester I.
(Baca: Tiga Tips agar UMKM Lebih Mudah Dapat Pinjaman Saat Pandemi)
Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, UMKM yang mendapat modal didominasi oleh sektor perdagangan. “Kami akan terus memantau perkembangan fase normal baru karena proses pemulihan ekonomi terutama UMKM ini bukan hal yang mudah,” kata dia dikutip dari siaran pers.
Modalku memberikan opsi restrukturisasi pinjaman pada UMKM yang bisnisnya terpukul Covid-19. Ada sekitar 2% peminjam aktif Modalku yang mengajukan restrukturisasi dan tengah diproses oleh tim.
Sebagian besar restrukturisasi yang diajukan oleh peminjam karena adanya penurunan omzet. “Dengan asas responsible lending, kami akan terus menjalankan langkah seleksi yang komprehensif, program restrukturisasi, serta mendukung sektor Kesehatan,” kata dia.
(Baca: Fintech Lending Salurkan Kredit Rp 13,8 Triliun Selama Pandemi Corona)