Pendapatan Fintech Akulaku Naik 2 Kali Lipat Berkat Bank Digital
Startup teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Akulaku meningkatkan pendapatan tahunan lebih dari dua kali lipat pada 2021. Ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan layanan unit bank digital.
Dikutip dari Tech In Asia, Akulaku berhasil mencatatkan pendapatan US$ 598 juta tahun lalu. Angkanya naik 122% dari tahun ke tahun (year on year/yoy).
Akulaku juga melaporkan peningkatan 136% yoy untuk total nilai penjualan atau gross merchandise value (GMV) menjadi US$ 5,8 miliar tahun lalu.
Sedangkan total pengguna platform Akulaku meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 26 juta. Fintech ini juga mencatatkan pengguna aktif bulanannya meningkat menjadi 4,8 juta.
Akulaku membukukan total pencairan pinjaman lebih dari US$ 2,2 miliar. Sedangkan volume angsuran tunai meningkat lebih dari tiga kali lipat yoy.
Pertumbuhan pendapatan tersebut terjadi karena faktor permintaan yang tinggi akan layanan bank digital. "Ini terjadi setelah perusahaan menerima investasi US$ 400 juta dan unit bisnis bank digitalnya Bank Neo Commerce (BNC) mengumpulkan US$ 180 juta melalui transaksi rights issue di Bursa Efek Indonesia (BEI)," demikian dikutip dari Tech In Asia, Senin (9/5).
Apalagi kapitalisasi pasar Bank Neo Commerce tumbuh menjadi sekitar US$ 1,7 miliar. Bank digital ini juga memiliki lebih dari 13 juta pengguna per Februari.
Akulaku juga tercatat masuk dalam daftar unicorn baru Indonesia menurut laporan Cento Ventures bertajuk ‘SE Asia Tech Investment 2021’.
Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Sedangkan decacorn lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun.
CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies' pun mencatat bahwa Akulaku sudah berstatus unicorn. Startup fintech lending ini memiliki valuasi US$ 2 miliar lebih.
Status unicorn itu didapat setelah Akulaku mendapatkan pendanaan US$ 10 juta atau sekitar Rp 143 miliar dari Lend East pada akhir Maret (30/3). Lend East adalah platform pinjaman digital yang menghubungkan modal institusional global dengan pemberi pinjaman alternatif di Asia Tenggara dan India.
Lend East merevolusi pinjaman alternatif dengan menawarkan berbagai solusi utang terstruktur non-dilutif untuk perusahaan teknologi.
CEO Akulaku William Li menyampaikan, perusahaan menggunakan dana segar tersebut untuk terus mengembangkan dan meningkatkan portofolio kredit di target pasar utama, yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand.