Dua Negara Terdampak Harga Kripto Anjlok hingga Terlilit Utang
El Salvador membutuhkan uang untuk membayar utang lebih dari US$ 1 miliar tahun depan, di tengah penurunan harga bitcoin. Negara lain yang dinilai terkena dampak anjloknya harga kripto yakni Korea Utara.
Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengklaim, Korea Utara mencurahkan sumber daya untuk mencuri cryptocurrency dalam beberapa tahun terakhir. Mereka mencatat, negara ini meraup US$ 615 juta dari peretasan kripto per Maret.
Perusahaan analitik blockchain, Chainalysis juga mencatat bahwa kepemilikan kripto Korea Utara mencakup dana yang dicuri dalam 49 peretasan sejak 2017 hingga 2021.
Korea Utara juga disebut-sebut terlibat dalam peretasan kripto US$ 552 juta dari game bridge Axie Infinity milik Axie Infinity pada Maret. Yang terbaru, sumber tiga perusahaan investigasi digital mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan besar berada di balik serangan kripto US$ 100 juta dari Horizon Bridge pekan lalu.
Perusahaan analisis blockchain, Elliptic juga menyebutkan bahwa ada indikasi kuat bahwa Grup Lazarus dari Korea Utara yang bertanggung jawab atas pencurian ini. Sedangkan AS mengatakan, Lazarus dikendalikan oleh Biro Umum Pengintaian Korea Utara.
Kripto hasil dari peretasan oleh Korea Utara itu kemudian diuangkan. Berdasarkan laporan PBB yang bocor, hasil peretasan ini untuk mendanai program rudal nuklir dan balistik Korea Utara.
Perusahaan analisis blockchain TRM Labs menyebutkan, nilai kripto hasil curian Korea Utara jatuh dari 80% - 85% dari posisi sebelumnya puluhan juta dolar. “Jatuh dalam beberapa pekan terakhir, menjadi kurang dari US$ 10 juta," kata analis TRM Labs Nick Carlsen dikutip dari Reuters, Rabu (29/6).
Menurutnya, keuntungan Korea Utara dari bull run kripto terkuras. Ini terjadi karena harga bitcoin hingga ethereum anjlok.
Namun, sumber dari kedutaan Korea Utara di London mengatakan bahwa tuduhan peretasan kripto adalah berita yang benar-benar palsu. Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga menyebutkan, tuduhan semacam itu sebagai propaganda AS.
Selain Korea Utara, El Salvador dinilai terkena dampak penurunan harga kripto. Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) negara ini akan mencapai hampir 87% tahun ini.
El Salvador harus membayar utang lebih dari US$ 1 miliar tahun depan. “Kejatuhan harga kripto memicu ketakutan bahwa El Salvador tidak siap untuk menyelesaikan kewajiban pinjamannya,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, akhir minggu lalu (25/6).
Negara itu mencatatkan kerugian yang belum direalisasikan atas investasi di bitcoin sekitar US$ 50 juta. Nilainya kurang dari 0,5% anggaran nasional.
Secara agregat, seluruh eksperimen dan semua biaya yang sekitar US$ 374 juta, menurut perkiraan. Ini relatif kecil dibandingkan obligasi yang beredar milik El Salvador US$ 7,7 miliar.
“Dalam hal situasi keuangan mereka, El Salvador berada di tempat yang sangat sulit. Mereka memiliki banyak obligasi yang diperdagangkan dengan diskon besar-besaran,” ujar analis data fintech yang berbasis di London, Boaz Sobrado.
Berdasarkan data Coindesk, harga bitcoin turun 3% menjadi US$ 19.488 pada perdagangan hari ini (30/6). Harganya anjlok lebih dari 70% dari level tertinggi pada November 2021, US$ 68.000 per koin.
Harga ethereum juga turun 5,8%. Lalu, Solana anjlok 9,1%, XRP dan BNB turun 3% dalam 24 jam terakhir.