Inflasi AS Meroket & Terancam Resesi, Bandar Kripto Bangkrut Bertambah

Desy Setyowati
15 Juli 2022, 14:32
kripto, crypto, bitcoin, inflasi, resesi
Bloomberg
Kripto

Amerika Serikat (AS) mengumumkan inflasi Juni 9,1% atau tertinggi sejak November 1981, dan terancam resesi. Di tengah kondisi ini, pengembang dan penambang kripto yang bangkrut terus bertambah.

Yang terbaru, pengembang token kripto Celsius yakni Celsius Network mengajukan kebangkrutan ke Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Selatan New York pada Kamis (14/7). Perusahaan ini mencatatkan defisit US$ 1,19 miliar.

Celsius yang berbasis di New Jersey membekukan penarikan bulan lalu. “Alasannya kondisi pasar ‘ekstrem,” demikian dikutip dari Reuters, Jumat (15/7).

Pengembang kripto itu juga memotong akses ke tabungan bagi investor individu dan mengirimkan getaran melalui pasar cryptocurrency.

Setidaknya ada enam pengembang kripto yang mengajukan kebangkrutan. Dua di antaranya bangkrut tahun lalu. Berikut rinciannya:

1. Celsius Network

Dalam pengajuan di pengadilan, Celsius mengatakan bahwa perusahaan memiliki klaim US$ 40 juta terhadap Three Arrows Capital. Three Arrows Capital merupakan hedge fund berbasis di Singapura mengajukan kebangkrutan awal bulan ini.

Celsius Network memperkirakan aset dan kewajibannya sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 10 miliar, dengan lebih dari 100.000 kreditur. Perusahaan memiliki uang tunai US$ 167 juta.

Mereka memiliki sekitar 23 ribu pinjaman kepada peminjam ritel dengan total US$ 411 juta per Rabu (13/7). Pinjaman ini didukung oleh jaminan dengan nilai pasar US$ 765,5 juta dalam aset digital.

2. Three Arrows Capital

Three Arrows Capital yang mengajukan kebangkrutan awal Juli, terkena krisis likuiditas dalam ekosistem kripto. Perusahaan ini gagal membayar utang, sehingga mengalami krisis likuiditas.

Three Arrows Capital kehilangan sekitar US$ 400 juta selama krisis likuiditas ini. “Runtuhnya Three Arrows Capital memicu jatuhnya banyak perusahaan lain di seluruh ruang kripto,” kata analis GlobalBlock Marcus Sotiriou dikutip dari Business Insider, Senin (4/7).

3. Compass Mining

Kemudian, perusahaan hosting kripto, Compass Mining kehilangan salah satu fasilitas yang berbasis di Maine, AS. Sebab, pemilik tempat hosting Dynamics Mining ini mengakhiri perjanjian dengan Compass Mining.

Dynamics juga mengklaim bahwa Compass gagal membayar tagihan listrik yang diperlukan. Perusahaan menuduh Compass memiliki enam pembayaran terlambat terkait tagihan utilitas dan biaya hosting.

Menurut Dynamics, tagihan konsumsi daya mencapai US$ 1,2 juta. Sedangkan Compass hanya membayar sekitar US$ 665 ribu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...