Kominfo Blokir 10.775 Konten Ilegal Terkait Jasa Keuangan
Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo telah melakukan takedown sebanyak 10.755 konten digital ilegal terkait jasa keuangan. Konten tersebut termasuk fintech dan konten perdagangan ilegal.
Hal tersebut disampaikan oleh staff khusus Menteri Kominfo bidang Digital dan SDM Deddy Permadi pada rangkaian acara Indonesia Fintech Summit 2022, Jum'at (11/11). Ia menjelaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan Kominfo di bawah pimpinan Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, sejak 2016 hingga November 2022.
Adapun rinciannya, sebanyak 6.878 konten ilegal fintech dan 3.897 konten trading ilegal. Deddy memaparkan, Kominfo juga telah menerima 71 laporan pelanggaran data sejak 2019 hingga November 2022.
Transaksi fintceh melesat
Deddy mengatakan, maraknya konten digital ilegal terkait jasa keuangan tersebut terjadi seiring dengan melesatnya perkembangan fintech. Menurut Deddy, nilai transaksi fintech global diperkirakan tumbuh dua kali lipat pada 2030 sebesar US$ 28 miliar.
Sementara nilai transaksi fintech pada 2022 sebesar US$ 14 miliar. "Data akan menjadi kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan industri," kata Deddy.
Berdasarkan data Tableau 2022, sebanyak 63% pengguna internet percaya bahwa sebagian besar perusahaan tidak transparan tentang penggunaan data. Sebanyak 48% pengguna berhenti menggunakan layanan karena masalah privasi.
Berdasarkan data Statista 2022 Global Data Outlook, pada tahun 2020 sebangak 64,2 Zettabytes Data. Pada tahun 2025, data diperkirakan akan sebanyak lebih dari 180 Zettabytes.
Laporan Statista tersebut juga menyebutkan setidaknya ada 52 juta insiden pelanggaran data yang terjadi secara global pada kuartal kedua tahun 2022.
Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, jumlah penyaluran pinjaman online atau fintech peer-to-peer lending mencapai Rp19,49 triliun per September 2022. Capaian itu tumbuh 1,45% (month-on-month/mom) dibanding Agustus 2022 yang sebesar Rp19,21 triliun.
Jika dibandingkan tahun lalu, penyaluran pinjaman fintech p2p lending meningkat sekitar 36,67% (year-on-year/yoy) dibanding September 2021 yang jumlahnya Rp14,26 triliun.