Soroti Persaingan Tarif, Komdigi Minta ISP Sediakan Internet Terjangkau
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid meminta para penyedia layanan internet atau Internet Service Provider (ISP) menghadirkan akses internet yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat, terutama di wilayah yang masih menghadapi tarif tinggi akibat minimnya kompetisi.
“Kami meminta ISP berupaya maksimal untuk menghadirkan layanan internet yang murah untuk masyarakat,” ujar Meutya dalam audiensi dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Senin (27/10), dikutip dari siaran pers.
Meutya menyoroti masih adanya kesenjangan harga antarwilayah yang disebabkan oleh dominasi satu atau dua penyedia layanan di daerah tertentu. "Jangan sampai karena tidak ada pesaing di sana, lalu tarif dibuat semena-mena,” kata dia.
Menurutnya, pemerintah memahami bahwa pembangunan infrastruktur konektivitas memang membutuhkan investasi besar. Namun, ia menilai biaya tersebut bisa ditekan melalui pendekatan kolaboratif antarpenyedia layanan.
“Biaya mahal itu relatif. Operator seharusnya bisa menekan biaya dengan berbagai cara, termasuk kerja sama dan infrastructure sharing,” ujarnya.
Selain soal harga, Meutya menekankan pentingnya transparansi tarif dan kualitas layanan kepada pelanggan. Ia menegaskan bahwa masyarakat berhak mendapatkan kejelasan atas biaya yang dibayarkan serta mutu layanan yang diterima.
“Saya paham industri juga sedang sulit, tapi ayo kita lihat daerah-daerah mana yang bisa diberi keringanan. Kalau di wilayah lain perlu penyesuaian harga, silakan, asalkan transparan,” ujarnya.
Meutya menegaskan perlindungan hak pelanggan harus menjadi perhatian utama para ISP. Ia mengingatkan agar perusahaan tidak mengenakan biaya penuh kepada pelanggan saat terjadi gangguan jaringan.
“Jangan sampai ketika jaringan down, pelanggan tetap dikenakan biaya penuh. Itu tidak adil,” ujar dia.
Meutya berharap ISP dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam memperluas ekosistem digital yang inklusif dan berkeadilan. Menurutnya, internet kini sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, sehingga seluruh lapisan harus bisa menikmati layanan dengan harga yang wajar dan mutu yang terjamin.
“Pemerintah dan ISP perlu bergerak bersama agar tidak ada lagi kesenjangan digital, baik dari sisi harga maupun kualitas layanan,” katanya.
Harga Internet di Indonesia Termahal di ASEAN
Harga internet Indonesia merupakan salah satu yang termahal di ASEAN, menurut data Cable.co.uk dan We Are Social per Februari. Indonesia menempati urutan ke-12 termahal di dunia. Harga internet di Tanah Air lebih mahal ketimbang tarif layanan di Amerika Serikat, Inggris dan Hong Kong.
Di Indonesia, harga internet US$ 0,41 atau Rp 6.809 (kurs Rp 16.610 per US$) per Mbps. Sementara itu, Filipina US$ 0,14 atau Rp 2.325, Malaysia US$ 0,09 atau Rp 1.494, Vietnam US$ 0,0,4 atau Rp 664, Singapura US$ 0,03 atau Rp 498, Thailand US$ 0,02 Rp 332.
Angka itu untuk layanan internet fixed broadband per Mbps per bulan. Fixed broadband adalah jenis layanan internet yang menggunakan infrastruktur fisik seperti kabel serat optik, DSL, atau kabel koaksial untuk menyediakan koneksi internet ke lokasi yang tetap, seperti rumah atau kantor.
Sementara itu, mobile broadband adalah layanan akses internet menggunakan jaringan seluler (wireless) seperti 3G, 4G/LTE hingga 5G, yang memungkinkan perangkat bergerak seperti smartphone, tablet, modem seluler terhubung ke internet.
