QRIS Masif Dipakai di Singapura dan Wisatawan Jepang, Dongkrak Bisnis UMKM

Kamila Meilina
10 Desember 2025, 14:17
qris,
BRI
qris
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

QRIS atau standar kode QR nasional Indonesia disebut berkembang pesat di Singapura, serta masif digunakan oleh wisatawan Jepang. Bank Mandiri serta perusahaan pembayaran digital di Singapura dan Jepang mengungkapkan alasannya.

Bank Indonesia atau BI mencatat transaksi QRIS mencapai 10,33 miliar kali per September. QRIS telah menjangkau 58 juta pengguna dan 41 juta merchant atau pedagang di seluruh Indonesia.

QRIS juga terus dikembangkan agar bisa digunakan masyarakat untuk transaksi lintas-negara (cross border). Saat ini, QRIS telah terhubung dengan QR milik Malaysia, Thailand, Singapura, dan Jepang.

Rencananya, konektivitas QRIS Indonesia akan diperluas ke sejumlah negara lain seperti Korea Selatan, Uni Emirat Arab hingga India.

Vice President Digital Experience & Strategy Digital Retail Banking Group Bank Mandiri Harry Sofri Putrananda mengatakan QRIS menjadi solusi bagi masyarakat unbanked di Asia Tenggara untuk mulai menggunakan layanan keuangan digital.

“QRIS berkembang karena banyak masyarakat yang baru masuk sistem keuangan lewat teknologi ini. Hambatan kartu kredit tidak ada, sehingga adopsinya lebih cepat dari Amerika atau Eropa,” kata Harry dalam diskusi Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 di Jakarta Selatan, Rabu (10/12).

Harry mengatakan konsolidasi QR ke satu standar QRIS pada 2020 membuat interoperabilitas meningkat pesat. Kini wisatawan dari Thailand, Malaysia, Cina hingga Singapura dapat melakukan pembayaran langsung di Indonesia hanya dengan memindai QRIS di pedagang.

Di sisi perdagangan, inisiatif Livin’ Merchant menunjukkan pertumbuhan cepat. “Dalam satu setengah tahun, transaksi bulanan QR Livin Merchants sudah dua kali lipat transaksi EDC. Ini menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan,” kata Harry.

Ia menyebutkan efisiensi QR juga membantu UMKM menekan biaya, mempercepat transaksi, dan memperkuat peluang akses kredit karena setiap transaksi tercatat secara digital.

Bank Mandiri mencatat nilai transaksi QRIS di Livin’ by Mandiri mencapai Rp123,5 triliun dari 878 juta transaksi per September.

Di Singapura, QRIS pertama kali bisa digunakan pada 2023, lewat kerja sama antara Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia atau ASPI, Network for Electronic Transfers – Singapore (NETS), dan perwakilan penyelenggara jasa sistem pembayaran. 

Managing Director NETS Singapura Desmond Gogh mengatakan ada tiga faktor utama yang membuat QR tumbuh cepat di Singapura dan negara-negara Asia Tenggara, yakni biaya yang murah, lonjakan kebutuhan transaksi tanpa kontak saat pandemi, serta pengaruh besar dari model pembayaran Cina seperti Alipay dan WeChat Pay.

Ia menambahkan bahwa di level pedagang, terutama UMKM, pembayaran QR terbukti meningkatkan produktivitas. Pedagang tak perlu lagi menghitung uang tunai atau memberi kembalian. 

“Pedagang bisa tetap bekerja sambil menerima notifikasi pembayaran. Ini mengurangi hambatan operasional,” ujarnya.

Baru-baru ini, QRIS juga terhubung dengan QR Jepang, namun masih tahap outbound, yakni baru dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia saat bertransaksi di Jepang untuk memindai JPQR.

COO Netstars Jepang Hisahiro Chofuku menjelaskan Jepang mulai mendorong QR sejak 2015, setelah WeChat Pay masuk. Netstar menjadi perusahaan pertama yang memperkenalkan pembayaran QR di Jepang. Hasilnya, transaksi non-tunai Jepang naik dari 18% pada 2015 menjadi 40% saat ini.

Chofuku menegaskan bahwa Jepang kini terlibat aktif dalam inisiatif JPQR yang memungkinkan dompet digital luar negeri digunakan untuk bertransaksi di Jepang, termasuk QRIS dari Indonesia.

“Tujuannya agar wisatawan Asia bisa membayar langsung di Jepang memakai dompet digital dari negara asal mereka. Ini akan mempermudah belanja dan transaksi wisatawan,” ujarnya.

Ia juga menilai bahwa ke depannya wisatawan Jepang dapat membayar di negara ASEAN menggunakan metode pembayaran yang sama. “Konektivitas QR lintas negara akan membangun infrastruktur pembayaran kawasan yang kuat dan mendorong ekonomi regional.”

Menurut Chofuku,  QRIS lintas-negara penting karena pariwisata Jepang mencapai 40 juta pengunjung per tahun, dengan porsi wisatawan Asia yang semakin besar. Sistem pembayaran yang efisien disebutnya bisa mengurangi tekanan pada industri yang kekurangan tenaga kerja dan menghadapi keterbatasan infrastruktur hotel.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina, Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...