Twitter Hapus 7 Ribu Akun Terkait Penyebar Hoaks Konspirasi QAnon
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Twitter menghapus 7 ribu akun terkait kelompok penyebar teori konspirasi dan hoaks QAnon. Perusahaan penyedia platform media sosial itu juga berupaya membatasi unggahan 150 ribu akun lainnya.
QAnon merupakan kelompok penyebar teori konspirasi sayap kanan. “Sudah jelas kami akan mengambil tindakan penegakan yang kuat pada perilaku yang berpotensi menyebabkan kerusakan offline," kata tim keamanan Twitter, dikutip dari CNN Internasional, Rabu (22/7).
Selain itu, Twitter berencana melarang istilah terkait QAnon muncul di topik populer dan fitur pencarian. Perusahaan juga akan memblokir alamat situs web atau Universal Resource Locator (URL) terkait kelompok itu.
Kebijakan itu diambil karena Twitter menemukan ada banyak pengikut (follower) akun QAnon. Padahal, tidak ada bukti bahwa apa yang diklaim oleh kelompok itu faktual.
QAnon menyebarkan kepercayaan tidak berdasar bahwa Presiden AS Donald Trump memimpin perang rahasia terhadap satu kelompok penyembah setan dan pembunuh anak-anak.
Kelompok itu percaya bahwa para pemuja setan itu merupakan kumpulan dari elit politik, bisnis dan selebritas Hollywood. QAnon menyebut, kelompok ini berupaya memusnahkan Trump.
QAnon juga menuduh banyak aktor liberal Hollywood, politisi dari Partai Demokrat, dan sebagian pejabat tinggi sebagai anggota kelompok perdagangan seks anak internasional.
Teori konspirasi itu sempat menggemparkan AS pada masa pemilihan presiden 2016 lalu. Mereka menuding pemilik restoran pizza Comet Ping Pong terlibat dalam jaringan seks.
Mereka juga mengklaim bahwa Hillary Clinton menjalankan rantai pedofilia dari restoran pizza itu.
Twitter mengatakan bahwa teori konspirasi itu berbahaya. Oleh karena itu, perusahaan mengambil tindakan lebih agresif terhadap disinformasi pada platform-nya dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami akan terus meninjau aktivitas ini di seluruh layanan. Kami memperbarui aturan dan pendekatan penegakan jika perlu," katanya.
Namun, pengikut QAnon juga aktif di media sosial lain seperti Facebook, Reddit, dan YouTube. Tiga sumber yang dekat dengan Facebook mengatakan, perusahaan berencana mengambil tindakan terhadap gerakan QAnon. Facebook telah mempelajari hal ini.
Penulis/Reporter: Fahmi Ahmad Burhan