Xiaomi Genjot Produksi Ponsel Demi Salip Huawei dan Apple
Produsen smartphone asal Tiongkok Xiaomi meningkatkan kapasitas produksi pabrik di 2021 untuk menggenjot pertumbuhan penjualan. Xiaomi berharap mengalahkan Huawei hingga Apple tahun depan.
Mengutip Nikkei Asia Review, Xiaomi memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta unit kepada pemasoknya. Jumlah tersebut jauh melebihi keluaran Xiaomi tahun ini dan akan melampaui tingkat rata-rata pengiriman iPhone tahunan dari Apple.
Kepada pemasok, Xiaomi mengatakan bahwa mereka memiliki target internal yang lebih tinggi untuk tahun depan. Perusahaan menargetkan bisa mendistribusikan smartphone hingga 300 juta unit.
Apabila target itu tercapai, Xiaomi bisa saja mengalahkan Huawei dan Apple. Pada level puncak di tahun lalu misalnya, jumlah penjualan smartphone Huawei mencapai 240,6 juta unit. Menurut IDC, jumlah itu merupakan tertinggi yang pernah dicapai produsen smartphone asal Tiongkok. Sementara Apple mengirim rata-rata sekitar 200 juta unit dalam setahun.
"Xiaomi menetapkan tujuan yang jauh lebih agresif untuk pemasok karena berharap untuk memperluas pasar sebelum pesaing lain menyusul," kata sumber yang mengetahui rencana tersebut dikutip dari Nikkei Asia Review pada Rabu (2/11).
Untuk membiayai rencana tersebut, pada Rabu (2/11) Xiaomi mengumpulkan dana hampir US$ 4 miliar. Dana tersebut sebesar US$ 3,06 miliar berasal dari penempatan saham top-up terbesar di Hong Kong. Sementara US$ 855 juta berasal dari penawaran obligasi.
Xiaomi juga memesan dan mengamankan lebih banyak suku cadang untuk menghindari gangguan dari kemacetan rantai pasok saat ini. Gangguan tersebut bisa terjadi misalnya ketika produsen komponen chip prosesor seperti Qualcomm dan MediaTek tidak bisa berkomitmen memenuhi kebutuhan Xiaomi.
Presiden Xiaomi Wang Xiang pada akhir November 2020 juga mengatakan bahwa kekurangan komponen akan mempengaruhi perencanaan perusahaannya. "Masalahnya adalah apakah mereka benar-benar bisa mendapatkan komponen sebanyak yang mereka inginkan, karena semua pemain industri memperjuangkan pasokan komponen," katanya.
Upaya Xiaomi memperbanyak produksi smartphone juga sebagai siasat memanfaatkan tekanan yang dihadapi Huawei. "Memang benar bahwa setiap orang mencoba untuk memperluas pangsa pasarnya dan memesan dengan sangat agresif untuk komponen elektronik pada saat Huawei kehilangan kendali dan industri menghadapi kekurangan pasokan," kata Wang.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperkenalkan aturan baru berupa pembatasan ekspor chip untuk menjegal bisnis raksasa teknologi Tiongkok, Huawei. Dengan aturan itu, perusahaan asing yang menggunakan perangkat pembuat chip AS akan diharuskan memiliki lisensi AS sebelum memasok chip kepada Huawei.
Karena sanksi AS, perusahaan juga menghentikan produksi chip andalannya Kirin pada September 2020.
Xiaomi merupakan produsen smartphone terbesar keempat di dunia berdasarkan volume pada 2018. Di 2019, penjualan Xiaomi tumbuh hingga mencapai 125,6 juta unit.
Menurut data IDC, selama sembilan bulan pertama 2020 penjualan Xiaomi telah naik 16% secara tahunan (year on year) menjadi 104,5 juta unit.
Sementara menurut Counterpoint, di kuartal III tahun ini, penjualan Xiaomi merangsak mengalahkan Apple. Penjualan Xiaomi mencapai 46,2 juta unit di kuartal III, sementara Apple di bawahnya mencapai 41,7 juta unit.
Di Tiongkok, pengiriman gawai Xiaomi naik 28% yoy dan 35% qtq. Kinerjanya juga baik di pasar Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, dan Vietnam.
Di posisi teratas ada Samsung yang mencapai 79,8 juta unit dan menguasai pangsa pasar global sebesar 22%. Kedua ditempati Huawei dengan penjualan sebesar 50,9 juta unit dan pangsa pasar 14%.