Samsung Gencar Rilis Ponsel Rp 1 Juta di RI untuk Geser Gawai Tiongkok

Fahmi Ahmad Burhan
19 Februari 2021, 16:02
Samsung Gencar Rilis Ponsel Rp 1 Juta di RI untuk Geser Gawai Tiongkok
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi Samsung

Perusahaan asal Korea Selatan, Samsung gencar meluncurkan ponsel pintar (smartphone) seharga Rp 1 juta di Indonesia pada awal 2021. Ini dilakukan di saat gadget buatan Tiongkok mendominasi pasar di Tanah Air.

Samsung merilis Galaxy M02 yang dibanderol Rp 1.299.000 di Indonesia pada bulan ini. Perusahaan juga menggelar flash sale selama 22-25 Februari. Konsumen bakal memperoleh earphone seharga Rp 149 ribu gratis, jika membeli pada periode ini.

Meski dijual dengan harga miring, "baterai Galaxy M02 berkapasitas besar (5.000 mAh),” kata Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia Irfan Rinaldi dalam siaran pers, Kamis (18/2).

Samsung Galaxy M02 mengandalkan cip (chipset) Mediatek MT6739W. Sedangkan kapasitas memori atau RAM 2 GB, dengan media penyimpanan 32 GB.

Ponsel tersebut mempunyai dual camera yakni kamera utama 13 MP dan makro 2MP. Layarnya berbentuk Infinity-V dengan poni berukuran kecil yang memuat kamera depan beresolusi 5 MP.

Sebelumnya, Samsung juga meluncurkan Galaxy A02 dan A02s. Samsung Galaxy A02 dibanderol Rp 1.449.000.

Sedangkan Samsung Galaxy A02s yang dirilis bulan lalu, terdiri dari dua varian. Untuk kapasitas RAM 3 GB + 32 GB dijual Rp 1.799.000, sementara RAM 4G + 64 GB dibanderol Rp 1.999.000.

Samsung A02
Samsung A02 (Samsung)

Meski begitu, produsen smartphone asal Tiongkok seperti Vivo, OPPO, Xiaomi, dan Realme lebih dulu gencar menjual ponsel Rp 1 juta di Tanah Air. Berdasarkan data Canalys, produsen Vivo menguasai 25% pasar pada kuartal akhir tahun lalu.

Selanjutnya yakni OPPO (24%), Xiaomi (15%), dan Realme (15%). Jika dijumlahkan, keempat ponsel Tiongkok ini menguasai 79% pangsa pasar di Nusantara.

Posisi Samsung bahkan digeser oleh Realme, menjadi hanya 14%. Penjualan ponsel asal Korea Selatan itu turun 45% pada kuartal akhir tahun lalu.

Sedangkan pasar ponsel di Indonesia sangat besar. Jumlah penggunanya diprediksi 76% dari total populasi tahun ini, sebagaimana terlihat pada Databoks berikut:

Riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) juga menunjukkan, 52% pengguna internet di Indonesia memakai smartphone Tiongkok per kuartal II 2020. Ini berdasarkan survei melalui kuesioner dan wawancara terhadap 7.000 sampel pada 2-25 Juni 2020. Tingkat toleransi kesalahannya (margin of error) 1,27%.

Riset Katadata Insight Center (KIC) tahun lalu juga menunjukkan 75,4% dari 6.697 responden memilih gadget buatan luar negeri ketimbang lokal. Asal produk yang paling banyak dipilih yakni Tiongkok (36,1%), Korea Selatan (24,3%), dan Jepang (20%).

"Alasan memilih produk Tiongkok yakni dari sisi layanan purna jual, mudah dicari di pasar, harga, dan inovasi produk," demikian isi laporan KIC. Survei ini dilakukan pada 13-17 Oktober, dengan responden berusia usia 17-65 tahun.

Research Associate Counterpoint Tanvi Sharma sempat mengatakan, produksi ponsel lokal di Indonesia kecil, sehingga banyak merek ponsel asing masuk. "Ini bicara mengenai isu rantai pasokan (supplychain)," kata dia dalam wawancara melalui podcast dikutip dari situs resmi Counterpoint, Oktober tahun lalu (16/10/2020). 

Selama pandemi corona, ia juga mencatat pengiriman ponsel Tiongkok ke Indonesia cukup tinggi. Selain itu, para produsen menawarkan gawai dengan harga menengah ke bawah.

Sedangkan peneliti gadget dari Gatorade Lucky Sebastian memgatakan, ponsel kisaran Rp 1 juta lebih diminati masyarakat Indonesia, terutama saat pandemi. Ini karena masyarakat membutuhkannya untuk belajar dan bekerja dari rumah.

Meski begitu, ia memprediksi bahwa spesifikasi smartphone dengan harga terjangkau akan meningkat pada 2021. "Jadi persaingan akan semakin sengit," kata Lucky kepada Katadata.co.id, tahun lalu (16/12/2020).

Spesifikasi yang menjadi andalan antara lain kamera dan daya tahan baterai. Konsumen biasanya mengkaji kemampuan kamera untuk mengambil foto dan video, karena TikTok, YouTube, dan Instagram menjadi tren.

Sedangkan daya tahan baterai diperlukan untuk mendukung aktivitas pengguna. Selain itu, konsumen menginginkan pengisian daya cepat dan baterai berkapasitas besar.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...