3 Remaja di Venezuela Tewas Gara-gara Tantangan Viral, Tiktok Didenda Rp 162 M
TikTok, platform video pendek milik ByteDance asal Cina, dijatuhi denda sebesar US$10 juta atau setara Rp 162,5 miliar oleh Mahkamah Agung Venezuela pada Senin (30/12). Denda ini dijatuhkan setelah tantangan viral di aplikasi tersebut menyebabkan tiga remaja meninggal akibat keracunan zat kimia, serta 200 lainnya keracunan di berbagai sekolah di Venezuela.
Hakim Mahkamah Agung Tania D'Amelio menyatakan, TikTok lalai dalam mengontrol penyebaran konten berbahaya yang mendorong pengguna mengikuti tantangan berisiko tinggi. "TikTok gagal menerapkan langkah-langkah yang diperlukan dan memadai untuk mencegah penyebaran konten berbahaya ini," ujar D'Amelio, dikutip dari VOA News.
Titkto diberi waktu delapan hari untuk membayar denda tersebut Selain dan diminta membuka kantor di Venezuela . Jika tidak melaksanakannya, platform ini akan menghadapi tindakan hukum lebih lanjut.
Denda disebut akan digunakan untuk mendirikan Dana Korban TikTok, yang ditujukan untuk memberikan kompensasi atas kerugian psikologis, emosional, dan fisik yang dialami pengguna, terutama anak-anak dan remaja.
TikTok telah menyatakan kepada pengadilan bahwa mereka memahami keseriusan masalah ini. Meski begitu, perusahaan menghadapi kritik luas atas perannya dalam memfasilitasi tantangan berbahaya di platformnya.
Platform video pendek asal Cinai ini dituduh menempatkan pengguna dalam bahaya dengan penyebaran video tantangan berbahaya. TikTok sebelumnya telah menetapkan kebijakan resmi yang melarang konten yang mempromosikan melukai diri sendiri atau bunuh diri, tetapi pengawasan dan penerapan kebijakan ini dianggap tidak cukup ketat.
Presiden Nicolas Maduro sebelumnya telah mengancam akan mengambil tindakan keras terhadap TikTok jika tidak segera menghapus konten yang mempromosikan tantangan berbahaya. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan undang-undang untuk mengatur jejaring sosial di negara itu.
"Media sosial tidak boleh menjadi alat untuk menyebarkan kebencian, fasisme, atau membahayakan generasi muda kita," tegas Maduro dalam sebuah pernyataan.