Google Dukung Aturan Perlindungan Anak di Indonesia

Ringkasan
- Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Mentaya dan Desa Bapeang untuk meninjau harga dan menyalurkan bantuan pompa air untuk pertanian guna mengantisipasi kekeringan.
- Pemerintah telah menargetkan pendistribusian hingga 70 ribu unit pompa air, dengan 31 pompa telah didistribusikan di Kotawaringin Timur.
- Kotawaringin Timur berperan sebagai penyangga pangan untuk IKN Nusantara, dengan potensi surplus beras yang akan dikirim ke ibu kota baru.

Google menyatakan siap mendukung inisiatif pemerintah Indonesia dalam menerapkan aturan dalam melindungi anak-anak di ruang digital. Hal itu dikemukakan Wakil Presiden Kebijakan Publik YouTube, Leslie Miller, saat menerima kunjungan Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Hafid, di Kantor Google Paris, Senin (10/2).
Miller mengatakan Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar bagi produk Google, yaitu YouTube. Pihaknya siap mendukung inisiatif pemerintah Indonesia.
"Kami siap bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan platform kami lebih aman bagi semua pengguna, terutama anak-anak," kata Leslie dikutip dari siaran pers Kementerian Komdigi, Rabu (12/2).
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa regulasi yang lebih ketat akan diterapkan untuk mencegah penyebaran konten seperti pornografi anak dan perjudian online. Kerja sama dengan perusahaan teknologi global seperti Google sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi anak-anak Indonesia.
"Kami mengharapkan kerja sama dari Google untuk memastikan lingkungan online yang lebih aman bagi anak-anak Indonesia," ujar Meutya.
Langkah ini dinilai penting mengingat meningkatnya kasus pornografi anak dan perjudian online di Indonesia. Data dari National Center for Missing and Exploited Children menunjukkan bahwa Indonesia termasuk dalam empat besar negara dengan kasus pornografi anak tertinggi di dunia.
Selain itu, laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa 2% dari pemain judi online di Indonesia adalah anak-anak berusia di bawah 10 tahun, dengan jumlah mencapai 80.000 orang.