Google Temukan 18 Juta Malware dan Penipuan soal Virus Corona per Hari

Fahmi Ahmad Burhan
17 April 2020, 15:20
Google Temukan 18 Juta Malware dan Penipuan soal Virus Corona per Hari
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ilustrasi, dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Google mencatat, dalam sehari ada 18 juta program penyusup (malware) dan penipuan (pishing) tentang virus corona di Gmail. Perusahaan mengaku bisa menyaring 99,9% dari malware, pishing hingga spam tersebut.

Selain itu, perusahaan menemukan 240 juta spam sehari tentang Covid-19. Pelaku memanfaatkan kekhawatiran masyarakat akan pandemi corona untuk menggiring pengguna internet mengikuti instruksi mereka, lalu ditipu.

Salah satu contoh upaya penipuan, pelaku meminta sumbangan mengatasnamakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka mendorong pengguna untuk mengunduh malware, tanpa diketahui.

Penipu juga bisa berpura-pura memiliki informasi tentang bantuan atau stimulus dari pemerintah untuk warga. Ada juga upaya penipuan yang menyasar pekerja yang bekerja di rumah. Penipu berpura-pura berafiliasi dengan perusahaan untuk menipu calon korbannya.

(Baca: Aplikasi Deteksi Corona yang Disusupi Trojan Bisa Ambil Data Keuangan)

Meski begitu, Google mengatakan sudah melindungi penggunanya dari upaya penyusupan dan penipuan tersebut. "Kami telah menempatkan pemantauan proaktif untuk malware terkait Covid-19 dan phishing di seluruh sistem dan alur kerja kami," kata Google di laman resminya, dikutip dari ZDNet, kemarin (16/4).

Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan teknik lainnya untuk menyaring 99,9% malware, pishing, dan spam tersebut.

Perusahaan juga bekerja sama dengan WHO mengimplementasikan otentikasi pesan berbasis domain, pelaporan, dan kesesuaian (Domain-based Message Authentication, Reporting, and Conformance/DMARC). Dengan begitu para penyusup dan penipu akan kesulitan untuk masuk dan menyamar sebagai domain WHO.

Langkah tersebut juga untuk mencegah email yang sah dari WHO terperangkap dalam filter spam. (Baca: Ahli IT dan BSSN Bagikan 19 Tips Hindari Malware Saat Work from Home)

Bukan hanya Google, Microsoft juga menemukan penyusup dan penipu mengatasnamakan WHO. Penipuan itu bertema Covid-19.

"Kami melihat perubahan umpan, bukan gelombang serangan," kata Corporate Vice President of Microsoft 365 Security Rob Lefferts. (Baca: Jangan Asal Unduh, Aplikasi Android Ini Berbahaya)

Microsoft pun membuat upaya anti-pishing berupa AccountGuard di semua layanannya pada pekan ini. AcountGuard tersedia tanpa biaya untuk penyedia layanan kesehatan dan organisasi kemanusiaan di seluruh dunia. AcountGuard setara dengan Advanced Protection Program (APP) milik Google.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...