Grab dan Gojek Tanggapi Prank Order Fiktif Ojek Online oleh YouTuber
Beberapa YouTuber membuat video tentang order fiktif ojek online. Grab enggan berkomentar perihal gurauan (prank) tersebut. Sedangkan Gojek meminta masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kerja mitra.
Head of Marketing GrabFood and New Business Grab Indonesia Ichmeralda Rachman mengatakan, perusahaannya menyediakan jalur khusus komunikasi untuk mitra pengemudi yang menerima order fiktif. Grab akan menginvestigasi laporan itu.
Jika hasil penelusuran menunjukkan bukti-bukti akurat dan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), Grab akan menghubungi mitra yang bersangkutan dan memberikan ganti rugi penuh. Selain itu, perusahaan akan meninjau aktivitas pelanggan.
“Grab akan mengambil langkah tegas berupa penangguhan hingga non-aktif akun pengguna Grab yang terbukti melakukan order fiktif,” kata Ichmeralda kepada Katadata.co.id, Kamis (28/11) malam.
(Baca: Marak Video Prank YouTuber, Ini Kata Asosiasi Ojek Online & Ahli Hukum)
Grab mengimbau pelanggan menghargai kerja keras mitra pengemudi dalam menjalankan tugasnya. “Jika pelanggan menerima peredaran informasi yang melibatkan GrabFood, kami sarankan untuk selalu mengecek kebenaran informasi tersebut sebelum meneruskannya ke pihak lain,” kata dia.
Ichmeralda menyampaikan, pelanggan bisa melaporkan keluhan atau kasus order fiktif ke tim Customer Experience. Ia memastikan, perusahaannya segera menindaklanjuti laporan itu.
Ia juga menegaskan bahwa perusahaannya selalu berupaya menjaga kualitas layanan dan meningkatkan aspek kepercayaan dan keamanan. Perbaikan itu dari sisi operasional, pengembangan usaha hingga dukungan teknologi.
Senior Manager Corporate Affairs Gojek Alvita Chen mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menganggu aktivitas mitra pengemui. "Apalagi yang bersifat tidak pantas.," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (29/11).
Ia mengatakan, mitra pengemudi merupakan bagian dari keluarga besar perusahaan. "Karena itu patut kita hargai bersama.," kata Alvita.
(Baca: Gojek Tanggapi Order Fiktif Ojek Online hingga Jutaan)
Ada beberapa YouTuber yang membuat konten terkait order fiktif ojek online. Akun @hasanjr11 misalnya, membuat video prank berjudul ‘Order Pizza 1.000.000 Gw Cancel, Terus Gw Ga Ngaku Kalo Order! Bapak Ini Nangis’. Video itu ditonton lebih dari 6,1 juta kali sejak dua minggu lalu.
Hasan memiliki 3,33 juta subscriber di akun YouTube-nya. Dalam videonya, ia memesan enam kotak pizza. Ketika pengemudi sampai, ia mengaku tidak memesan makanan tersebut dan berdalih driver salah alamat.
Ia sengaja tidak mengaktifkan ponselnya agar mitra pengemudi tidak dapat menghubunginya. Ketika driver hendak pergi, Hasan menelepon dan mengakui bahwa dirinya memesan makanan tersebut.
Hasan meminta maaf dan membayar pesanannya. Lalu, pizza tersebut diberikan kepada mitra pengemudi.
Hal serupa dilakukan oleh YouTuber dengan akun Joe Reny Vlog. Ia membuat video berjudul ‘Order Makanan 1.000.000 Aku Cancel, Cewe Cantik Ini Gak Mau Tau! Mas Ini Nangis’. Konten itu disaksikan lebih dari 2,1 juta kali sejak 17 November lalu. Joe memiliki 2,08 juta subscriber di akun YouTube-nya.
Dua YouTuber bernama Joe dan Reny memesan pizza. Ketika pengemudi sampai, Joe membatalkan pesanan dengan alasan tampilan peta (map) di aplikasinya menunjukkan pengemudi tidak pergi ke manapun.
Mitra pengemudi pun menyayangkan hal tersebut. Namun, Joe merasa tidak bertanggung jawab atas pesanan tersebut dan menutup telepon.
Padahal, istri driver ojek online tengah mengandung. Di akhir video, Joe dan Reny mengakui bahwa mereka mengguraukan pengemudi tersebut dan memberikan uang.
(Baca: Garuda vs Youtuber Rius, Kominfo Tanggapi Dorongan Revisi UU ITE)
Ada pula akun Calon Sarjana yang membuat video prank berjudul 'Sedih Banget! Ketika Driver Ojol Makanan Dicancel, Aksi Cewek Ini Bikin Salut & Terharu!' Konten tersebut ditonton 2,3 juta kali sejak 6 Oktober lalu. Akun tersebut memiliki 12,5 juta subscriber di akun YouTube-nya.
Sebelumnya, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) menyayangkan maraknya beredar video prank tersebut, karena dianggap mengeksploitasi para pengemudi demi keuntungan YouTuber.
Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono tidak setuju dengan YouTuber yang memanfaatkan kondisi perekonomian pengemudi ojek online yang sulit untuk mendulang popularitas. “Kami jadi kurang respect,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (27/11) lalu.
Sejauh ini memang belum ada yang melapor secara resmi ke Garda terkait video prank para YouTuber. Namun, berdasarkan pantauan Garda di beberapa media sosial, banyak pengemudi ojek online yang mengeluhkan hal tersebut.
(Baca: Revisi UU Penyiaran dan Hasrat KPI Awasi Konten Youtube hingga Netflix)