Kalahkan Amazon, Microsoft Raih Kontrak dari Pentagon Rp 140 Triliun
Microsoft mengalahkan Amazon dalam tender kontrak komputasi awan (cloud computing) Pentagon senilai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun. Kontrak kerja sama infrastruktur pertahanan atau Joint Enterprise Defence Infrastructure (JEDI) selama 10 tahun ini bertujuan membuat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menjadi lebih gesit secara teknologi.
Amazon mengatakan mereka terkejut dengan keputusan kontrak itu, tetapi masih akan mengevaluasi opsi untuk menanggapi keputusan itu. Perusahaan teknologi ini memiliki waktu 10 hari untuk mengajukan gugatan jika tak terima dengan keputusan tersebut.
"Penilaian terperinci murni pada penawaran komparatif akan dengan jelas mengarah pada kesimpulan yang berbeda", jelas Amazon seperti dikutip dari BBC, Minggu (27/10).
Dalam pernyataannya, Pentagon menegaskan semua penawaran diperlakukan dengan adil.
(Baca: Amazon Dikabarkan Bakal Beli Saham Gojek)
Eksekutif Microsoft Toni Townes-Whitley mengatakan, perusahaan bangga telah memiliki teknologi cloud yang dipilih oleh Departemen Pertahanan AS. "Kami ingin memenuhi kebutuhan mendesak dan kritis dari para pejuang perang saat ini," ujar Whitley.
Amazon sebelumnya dianggap unggul pada proses tender tersebut, sebelum Presiden AS Donald Trmp mulai mengkritik proses tender yang dilakukan Pentagon kemungkinan berjalan tak adil.
Juli lalu, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia mendapat keluhan luar biasa tentang Pentagon dan Amazon. Ia memperoleh informasi dari perusahaan lain bahwa proses tender yang dijalankan Pentagon dan diikuti Amazon tidak dilakukan kompetitif dan memakan proses yang lama.
Trump berulang kali mengkritik Amazon dan pendirinya Jeff Bezos - yang juga memiliki surat kabar Washington Post - di masa lalu.
(Baca: Investor Gojek, Google hingga Tencent Dukung Nadiem Jadi Menteri)
Managing Director and Equity Analyst Wedbush Securities Dan Ives berharap bahwa Amazon dan perusahaan layanan lainnya menantang keputusan kontrak itu di pengadilan. Namun, ia juga menyebut kemenangan kontrak ini sebagai 'pengubah paradigma' untuk Microsoft.
"Langkah itu kemungkinan akan meningkatkan harga saham Microsoft dan membawa implikasi keuangan positif yang signifikan bagi perusahaan di tahun-tahun mendatang," ujarnya.
JEDI merupakan proyek Departemen Pertahanan AS untuk mengganti jaringan komputer yang sudah tua dengan sistem cloud tunggal. Di bawah kontrak tersebut, Microsoft akan memberikan analisis berbasis kecerdasan buatan (artificial intelogence/AI) dan menjadi tuan rumah rahasia militer rahasia di antara perusahaan layanan lainnya.
Proyek tersebut diharapkan akan memberikan militer akses yang lebih baik ke data dan cloud dari medan perang.