Facebook Suntik Rp 4,2 Triliun untuk Kantor Berita Lokal Seluruh Dunia
Facebook Inc menyiapkan investasi senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun untuk kantor berita di seluruh dunia selama tiga tahun. Hal ini merupakan upaya Facebook untuk memerangi informasi palsu atau hoaks.
Langkah ini diambil lantaran Facebook dikritik atas perannya terhadap erosi bisnis berita di seluruh dunia. Facebook berharap, investasi ini bisa mendukung model bisnis yang layak bagi kantor berita lokal.
"Kami akan terus memerangi berita palsu, informasi yang salah, dan berita berkualitas rendah di Facebook," ujar Wakil Presiden Facebook untuk Kemitraan Berita Global Campbell Brown dikutip dari Reuters, kemarin (15/1).
Investasi ini dibedakan dari jenis pendanaan lainnya dari Facebook untuk bisnis berita. Sebelumnya, investasi Facebook bertujuan untuk mendorong kantor berita yang mengandalkan platform Facebook untuk menyiarkan produknya.
(Baca: Beberapa Poin Regulasi E-Commerce Yang Masih Ditunggu pada 2019)
Untuk itu, investasi kali ini dipisahkan supaya tidak terkait dengan produk-produk Facebook. "Kami juga memiliki kesempatandan tanggung jawab, untuk membantu organisasi berita lokal tumbuh dan berkembang," kata Campbell.
Investasi putaran pertama Facebook dilakukan di kantor berita lokal di Amerika Serikat (AS). Investasi ini fokus untuk meningkatkan sumber daya dalam pelaporan berita lokal, mengkaji cara menggunakan teknologi untuk meningkatkan pengumpulan berita dan membuat produk baru.
Facebook juga akan merekrut jurnalis komunitas untuk mengikuti pelatihan. Lalu, mereka akan ditempatkan di kantor berita lokal.
Adapun sebelumnya para kritikus mengecam Facebook karena perannya dalam menyediakan platform untuk menyampaikan ujaran kebencian, informasi yang salah, dan campur tangan politik.
(Baca: Kominfo Terima 500 Ribu Aduan Konten Negatif di Twitter)
Menanggapi hal itu, CEO dari konsorsium media lokal di AS, Fran Wills menyampaikan, Facebook membantu kantor berita lokal untuk menciptakan program dengan konten bermerek yang bertujuan menarik pengiklan baru. "Ini (investasi) membuka aliran pendapatan baru yang akan mendukung jurnalisme lokal," katanya. Konsorsium ini terdiri dari 80 perusahaan berita yang mewakili 2.200 outlet.