Begini Strategi Grab dan Go-Jek Tingkatkan Keselamatan Berkendara

Desy Setyowati
29 November 2018, 18:54
Shelter Ojek Online di Stasiun Depok Baru
Katadata/Desy Setyowati
Shelter Ojek Online di Stasiun Depok Baru, Selasa (17/8).

Penyedia layanan berbagi tumpangan (ride-hailing), Go-Jek dan Grab, memiliki strategi berbeda untuk mengukuhkan layanannya sebagai yang teraman dan nyaman.

Grab meluncurkan peta jalan (roadmap) teknologi keselamatan. Penyedia layanan on-demand asal Singapura ini menyediakan fitur dan teknologi khusus, seperti penyamaran nomor telepon (number masking) dan memperketat proses rekrutmen calon pengemudi.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, peta jalan tersebut merupakan upaya meningkatkan standar keselamatan Grab di Asia Tenggara. "Kami berkomitmen menggandakan investasi kami dalam segi keselamatan tahun depan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Kamis (29/11).

(Baca juga: Grab Luncurkan GrabExpess Car, Layanan Pengiriman Barang dengan Mobil)

Investasi itu akan dipakai untuk menyediakan fitur berbagi lokasi secara real time (Share My Ride), number masking, serta pemeriksaan latar belakang dan verifikasi mitra pengemudi secara ketat. Grab juga memiliki tombol darurat (panic button) untuk penumpang, dan akan meluncurkan fitur serupa untuk mitra pengemudi.

Menurut Ridzki, semakin besar bisnis Grab maka kerangka kerja dan parameter terkait keselamatan perjalanan semakin penting. "Kami telah meningkatkan standar keselamatan industri transportasi secara keseluruhan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia," katanya.

Grab memiliki perangkat analitik yang memungkinkan mitra pengemudi memahami caranya berkendara. Driver akan mendapat laporan telematika mengenai pola mengemudnya, seperti batas kecepatan, akselerasi, pengereman, dan parameter lain secara berkala.

Grab mengklaim bahwa teknologi tersebut dapat menurunkan sekitar 50% pengemudi yang berkendara melebihi batas kecepatan, serta berhenti mendadak saat berkendara mencapai 20%. Pasalnya, dua tindakan ini rentan menyebabkan kecelakaan di jalan raya.

Sementara itu, fitur number masking yang diuji coba di Jakarta sejak awal November ini, disebut-sebut menurunkan insiden gangguan telepon dan pesan terhadap penumpang sebesar 70%. Grab juga akan menguji coba kamera keamanan di sekitar 3.000 armada GrabCar, bekerja sama dengan JVCKENWOOD pada 2019.

(Baca juga: Tantang Grab, Go-Jek Mulai Uji Coba Aplikasi di Singapura

Tak mau kalah, Go-Jek yang notabene pesaing Grab mengaku sudah melakukan serangkaian upaya untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan berkendara. Aplikator lokal ini menyediakan peringkat dan komentar untuk mitra pengemudi maupun penumpang. Fitur ini bertujuan agar masing-masing pihak dapat melaporkan segala gangguan selama pemesanan dan perjalanan berlangsung.

Selain itu, Go-Jek juga menyediakan fitur percakapan (chatting) agar mitra pengemudi tak mengetahui nomor kontak penumpang. Strategi ini diharapkan bisa meminimalisir gangguan telepon dan pesan bagi penumpang. Tapi Go-Jek sejauh ini belum menyediakan tombol darurat.

Vice President Corporate Affairs Go-Jek Michael Say mengatakan, perusahaannya fokus kepada langkah mitigasi salah satunya dengan memperketat proses rekrutmen mitra pengemudi. "Kami pasti berusaha untuk patuhi segala peraturan. Kami menyambut baik, apalagi terkait keamanan penumpang. Banyak hal yang coba kami lakukan," ujarnya.

Reporter: Desy Setyowati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...