Saat Ma'ruf Amin Bicara Disrupsi Teknologi dan Revolusi Industri 4.0
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin hari ini bicara mengenai disrupsi dan revolusi industri 4.0. Menurutnya, perkembangan teknologi kerap mendisrupsi tradisi-tradisi yang telah lama digunakan. Padahal, tradisi lama tersebut dapat pula menyangkut landasan negara.
"(Revolusi industri) 4.0 yang cirinya disruption, cirinya itu perubahan untuk menjungkirbalikkan yang lama," katanya melalui rekaman suara yang diperdengarkan di Megawati Institute, Jakarta, Rabu (28/11).
Menurut Ma'ruf yang akan berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, revolusi industri 4.0 perlu dimanfaatkan untuk membangun kesejahteraan. Hanya, hal tersebut tak boleh menghilangkan tradisi lama yang baik.
Ia pun mengutip kalimat "maha fadzoh 'ala qodiimisholih, wal akhdzu 'ala jadiidil ashlah". Artinya, menjaga tradisi lama yang baik dan juga mengambil yang baru yang lebih baik, itu lah transformasi.
(Baca juga: Setelah 23 Kali Direvisi, Perpres Satu Data Terbit Akhir Tahun Ini)
Karenanya, dia menawarkan penggunaan paradigma tersebut. Menurut Ma'ruf, paradigma itu kerap digunakan di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Maruf mengatakan, paradigma tersebut dimaksudkan untuk tetap menjaga tradisi lama. "Tetapi kita juga melakukan transformasi terhadap hal yang lebih baik," ucap Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf menilai paradigma tersebut masih perlu ditambahkan dengan berbagai inovasi. Melalui inovasi itu, Ma'ruf menilai Indonesia dapat membuat produk-produk unggulan sendiri yang kompetitif.
Dengan demikian, Indonesia nantinya tak hanya menjadi importir. "Lengkaplah kita menjadi bangsa yang maju, menjaga tradisi lama yang baik, mengambil sesuatu baru yang lebih baik yakni melakukan transformasi, dan melakukan perbaikan-perbaikan yang kita olah sendiri," kata Ma'ruf.