Sukses Bersihkan Akun Palsu, Twitter Raup Pendapatan US$ 758,1 Juta
Perusahaan teknologi Twitter mencatatkan pendapatan sebesar US$ 758,1 juta atau Rp 11,53 triliun per Kuartal III-2018. Pencapaian itu melebihi ekspektasi pasar yang memperkirakan pendapatan Twitter hanya US$ 700 juta.
Pasar juga merespons positif aksi Twitter yang menghapus sekitar 70 juta akun penyebar konten negatif. Terbukti, harga saham Twitter naik 16% pada pembukaan perdagangan Kamis (25/10) lalu.
Setelah aksi ‘bersih-bersih’ itu, CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan bahwa perusahaannya fokus menjaga kesehatan layanan. "Kami bekerja lebih baik dalam mendeteksi dan menghapus akun yang berisi spam dan mencurigakan ketika mendaftar," kata dia dikutip dari New York Times, akhir pekan lalu (26/10).
Penghapusan akun palsu itu memang berdampak pada penurunan jumlah pengguna aktif Twitter dari 335 juta di Kuartal II menjadi 326 juta per bulan pada Kuartal III-2018. Namun pendapatan dari iklan meningkat sekitar 29% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 650 juta. Alhasil, pendapatan Twitter melebihi perkiraan Wall Street sebesar US$ 703 juta.
(Baca juga: Twitter Bekukan 70 Juta Akun Bot Penyebar Hoax)
Twitter pun membukukan laba sebesar US$ 789 juta. Alhasil laba per sahamnya mencapai US$ 0,21. "Kami mencapai kemajuan yang berarti dalam upaya kami untuk menjadikan Twitter sebagai layanan sehari-hari yang lebih sehat dan berharga,” kata Dorsey.
CFO Twitter Ned Segal menambahkan, pendapatan dari iklan melebihi ekspektasi perusahaan. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil dari upaya Twitter memprioritaskan kesehatan layanan untuk jangka panjang. "Kami menumbuhkan (minat) sejumlah orang yang berpartisipasi dalam percakapan publik," ujarnya.
Pada Kuartal II-2018, harga saham Twitter turun 19% karena penghapusan akun palsu tersebut. "Langkah itu (terbukti) benar-benar baik untuk kesehatan platform secara keseluruhan," kata analis Pivotal Research Group Brian Wieser dikutip dari Reuters. "Yang pasti, lebih menarik untuk pengiklan."
(Baca juga: Kominfo Siapkan Sanksi bagi Media Sosial Sarang Hoaks)
Kendati begitu, perlu diwaspadai pula karena pengguna aktif bulanan Twitter yang sebesar 326 juta itu di bawah perkiraan analis sebanyak 331,5 juta. "Harga saham ke depan bisa di bawah tekanan jika jumlah pengguna aktif bulanan tidak tumbuh di 2019," kata Managing Director peneliti ekuitas Wedbush Securities Michael Pachter.