Trik Pengusaha Cegah Penurunan Penjualan setelah Lebaran
Selama Ramadan, transaksi jual-beli baik makanan dan minuman ataupun, produk fesyen hingga elektronik terpantau ramai, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri. Lalu bagaimana setelah lebaran? Survei yang dilakukan oleh startup penyedia layanan point-of-sale (POS) berbasis cloud, Moka, menunjukkan penjualan di bisnis makanan dan minuman, retail hingga aksesoris menurun hingga 50% setelah lebaran.
"Alasan utamanya, orang tidak lagi membelanjakan uangnya sebanyak setelah peak season Ramadan," ujar Head of Content Marketing Moka Hilman Desfakhrian di Cyber 2 Tower, Jakarta, Selasa (5/6) sore.
Survei itu dilakukan Moka kepada ribuan mitra, selama Ramadan tahun lalu. Dari hasil survei tersebut, sebagian besar pebisnis memberikan promo lebaran guna mengantisipasi penurunan penjualan secara drastis. Alhasil, pada perusahaan yang menerapkan promo setelah peak season, penurunan penjualan hanya sekitar -3.65% saja.
Menurut Hilman, penjualan selama Ramadan memang hampir selalu meningkat drastis dibanding bulan-bulan sebelumnya. Maka, wajar jika penjualan juga menurun drastis setelah lebaran. Hanya, tentu perusahaan tak bisa membiarkan penurunan penjualan hingga 50% itu terjadi, sehingga menyiasatinya dengan memberikan promo.
(Baca juga: Harga Daging Ayam dan Busana Naik, Inflasi Mei Rendah 0,21%)
Setidaknya, ia mencatat ada tiga jenis usaha yang penjualannya naik signifikan saat Ramadan, yaitu aksesoris dan pakaian, makanan dan minuman, serta salon kecantikan. Pada bisnis makanan dan minuman misalnya, pendapatan pemilik bisnis rata-rata meningkat sampai 43,1% per outlet. Untuk salon kecantikan, pendapatannya meningkat menjadi 30,3%. Sedangkan pebisnis di bidang aksesoris dan pakaian, penghasilannya naik 9,5%.
Berdasarkan data internal Google di Indonesia pada 2015, masyarakat sudah mencari seputar produk ketiga jenis usaha tadi bahkan sebelum Ramadan. Pencarian atas produk tersebut meningkat drastis semenjak pekan pertama hingga ketiga Ramadan, lalu menurun di minggu terakhir. Oleh karenanya, banyak pebinis yang melakukan promosi secara online sejak sebelum Ramadan.
Adapun waktu yang tepat untuk melakukan promosi secara online, kata dia, adalah saat jam makan siang dan sahur. Sebab, pada jam makan siang selama Ramadan biasanya masyarakat istirahat dan berselancar di internet. Lalu, untuk promosi offline menurutnya waktu yang tepat adalah menjelang buka puasa.
(Baca juga: Promo Ramadan Bikin Tokopedia Lebih Ramai Ketimbang Instagram)
Khusus untuk bisnis makanan dan minuman, peak hour pemesanan berubah selama Ramadan. Misalnya, pembelian pada jam makan siang berkurang hingga 25%. Namun menjelang buka puasa, pembelian akan meningkat. Yang menarik, penjualan air mineral pada jam-jam berbuka puasa bisa meningkat 47% dibanding hari-hari biasanya.
Selain itu, penjualan es teh manis juga meningkat rata-rata 70% selama Ramadan. Sementara penjualan kopi di pagi hari selama Ramadan menurun 37,5% dibanding bulan sebelumnya. Namun setelah berbuka puasa hingga tengah malam, penjualan kopi meningkat 30,3%.
Budaya buka puasa bersama juga menjadi peluang bagi bisnis makanan dan minuman. Menurut data, kegiatan makan di luar rumah untuk berbuka puasa meningkat 40% di minggu kedua Ramadan. Tren ini akan terus berlanjut, bahkan bisa meningkat hingga 187% lalu menurun pada saat seminggu sebelum lebaran.