Kioson Targetkan Laba Rp 9 Miliar dengan 5 Strategi Tahun Ini

Desy Setyowati
5 Juni 2018, 18:00
Kioson
Kioson
Direksi dan manajemen Kioson saat IPO di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/10).

Penyedia jasa perdagangan online-to-offline (O2O) PT Kioson Komersial Indonesia Tbk menargetkan laba bersih sebesar Rp 9 miliar tahun ini. Target tersebut naik tiga kali lipat dibanding pencapaian tahun lalu yang hanya Rp 3 miliar.

Direktur Utama Kioson Jasin Halim menyebutkan, ada lima langkah stategis untuk mencapai target tersebut. Pertama, menambah 15 ribu kios baru sehingga jumlahnya mencapai 50 ribu di akhir tahun. "Kami pakai kas internal untuk menambah kios baru tersebut," kata dia saat paparan publik di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (5/6).

Dia menghitung, untuk membangun 15 ribu kios baru tersebut menurutnya butuh dana sekitar Rp 10 miliar. Adapun, pembangunan kios baru tersebut masih akan terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera, karena populasinya yang besar.

Kedua, Kioson akan berinovasi dalam membangun outlet. Perusahaan juga memperkuat call center guna meminimalisir gangguan. Ketiga, sejalan dengan penambahan kios, maka jumlah pengguna juga ditarget meningkat dari saat ini yang sebanyak 4 juta orang.

(Baca juga: Merugi tapi Valuasinya Naik, Fenomena Bisnis Digital Indonesia)

Keempat, Kioson akan menambah jumlah layanan dan produk. Sementara kelima, memperbaharui teknologi. Untuk itu, Kioson menanggarkan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) senilai Rp 5 miliar tahun ini. "Capex itu digunakan untuk server, komputer, dan perlengkapan kantor," ujarnya.

Sejalan dengan kelima strategi ini juga, Kioson menargetkan penjualan mencapai Rp 2,5 triliun atau meningkat dari 2017 yang senilai Rp 1,13 triliun.

Adapun sepanjang Kuartal I-2018, Kioson mencatatkan laba bersih Rp 2,41 miliar atau naik 187% dibanding periode sama tahun lalu. Sedangkan penjualan mencapai Rp 658,3 miliar atau naik 3.575,6% dibanding Kuartal I-2017.

Kioson juga baru saja meluncurkan anak usaha berbentuk financial technology (fintech) jenis peer to peer (P2P) lending. Berdasarkan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), anak usaha ini memiliki modal disetor Rp 2,5 miliar. Kioson menyetor Rp 2,499 miliar dan Doane Cahyadi Rp 1 juta. Maka, Kioson memiliki 99% saham perusahaan patungan.

(Baca juga: Bos Kioson: Transparansi Adalah Kunci Cari Modal di Bursa)

Jason menjelaskan, pendirian anak usaha ini untuk kepentingan perizinan. Sebab, Kioson juga memiliki layanan khusus Pinjaman Modal Usaha kepada mitra sejak tahun lalu. Namun, untuk menyediakan layanan seperti itu Kioson memang harus berbentuk fintech peer to peer lending dan mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, izin tersebut masih diproses.

Selama ini, Kioson memberikan pinjaman rata-rata Rp 4 juta per kios. Besaran bunganya senilai 24% per tahun. Hingga saat ini, Kioson memberi pinjaman kepads 3 ribu kios. "Kami pilih membiayai toko, karena risiko pengembalian pinjamannya lebih kecil," ujar Jason.

Adapun, Kioson selama ini fokus pada tiga layanan, yakni digital dan payment point online bank (PPOB), keuangan, serta e-commerce. Saat ini, Kioson tengah mengembangkan layanan baru berupa isi ulang (top up) uang elektronik melalui kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Fitur tambahan ini juga menawarkan metode pembayaran menggunakan TAP CASH kepada konsumen yang bertransaksi di warung Kios.

(Baca juga: Pertama Kali Kioson Cetak Untung di Bursa)

Selain menambah layanan, Kioson juga menjalin kerja sama dengan PT Pos Indonesia, khususnya di bidang layanan logistik. Dari kolaborasi tersebut dibentuk Agen KIOS-POS yang diresmikan pada Februari 2018 lalu. Melalui layanan ini, masyarakat di daerah bisa menikmati jasa kurir pengiriman barang dan pembayaran di warung sekitar mereka.

Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...