Janjikan Insentif, Pemerintah Dorong Industri Makanan Lebih Inovatif
Kementerian Perindustrian mendorong pelaku industri makanan dan minuman untuk membangun pusat inovasi (innovation center). Sebagai imbalan, pemerintah pun menawarkan insentif pengurang pajak.
“Pemerintah menyiapkan insentif super deductible tax bagi perusahaan yang ingin mengembangkan innovation center,”ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Senin (23/4).
Melalui pusat inovasi tersebut, pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di sektor makanan dan minuman diharapkan mengembangkan teknologinya. Dengan begitu, produk yang dihasilkan lebih berdaya saing di pasar domestik dan memenuhi kebutuhan ekspor.
Harapan pemerintah, peralihan ke bisnis digital ini bisa meningkatkan produktivitas, inovasi, dan efisiensi biaya produksi bagi manufaktur Indonesia, termasuk di industri makanan dan minuman.
(Baca juga: Bank Dunia Nilai Tax Holiday Saja Tak Cukup Naikkan Investasi).
Apalagi, nilai ekspor produk sektor ini termasuk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sudah mencapai US$ 31,7 miliar tahun lalu. Investasi di sektor ini pun positif, yakni Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 38,54 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) US$ 1,97 miliar sepanjang tahun lalu.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mencatat, kontribusi industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas sebesar 34,33%. Pertumbuhannya juga meningkat dari 8,46% di 2016 menjadi 9,23% tahun lalu. Tahun ini, ia optimistis kenaikan pertumbuhan itu akan berlanjut.
Terlebih lagi, momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 berpotensi meningkatkan konsumsi produk makanan dan minuman lokal. Asalkan ada kebijakan yang mendukung peningkatan produksi, "kami memproyeksi kinerja industri ini sebesar 8-9% tahun ini," ujar dia.
(Baca juga: Pemerintah Wacanakan Tambahan Insentif Pajak bagi Perusahaan Inovatif).
