Fakultas Ekonomi UI Adopsi Metode Go-Jek untuk Pengajaran
Pengemudi ojek dan taksi online kini telah menjadi profesi yang cukup populer. Go-Jek, salah satu unicorn Indonesia, turut berperan besar dalam digitalisasi dalam transportasi umum. Sistem kemitraan ala Go-Jek, kini akan diadopsi oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI).
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyatakan, di masa depan, akan semakin banyak tenaga pendidik, baik guru maupun dosen yang bekerja dalam platform digital. "Seperti Go-Jek, mitranya adalah dosen-dosen, pakai (sistem) kontrak," kata Ari saat menghadiri diskusi digital ekonomi di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (6/4).
Beberapa platform pendidikan digital seperti RuangGuru, MonsoonSIM, Quipper, dan Wardaya College diprediksinya akan terus berkembang. Universitas Indonesia, sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka pun tak mau ketinggalan.
"Ini jadi pembicaraan di luar negeri, nanti kami akan menggunakan global platform. Misalnya, ambil (fakultas) ekonomi di Stanford, lalu (tentang) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Akan terjadi yang namanya revolusi besar di perguruan tinggi," tuturnya.
(Baca juga: Bagaimana “Bonus Demografi” Mempengaruhi Perekonomian Indonesia)
Ia memperkirakan, cara kerja dosen nantinya berubah menjadi membuat modul dan mempublikasikannya secara online. Hasil kajian itulah yang akan menentukan seberapa banyak tawaran bagi dosen yang bersangkutan untuk mengajar di platform.
Di UI sendiri, kata dia, sudah mulai menyesuaikan diri dengan digital ekonomi. Namun, tak bisa lantas membentuk satu fakultas khusus terkait itu, karena ada persyaratan jumlah minimum professor pada bidang tertentu tertentu. Alhasil, UI mengombinasikan mata kuliah antara Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) dengan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) dan Fakultas Teknik.
"Kami ikuti cara Go-Jek, integrasi dan kerja sama. Jadi pelan-pelan teknologi itu bisa diterapkan di FEB, tapi dari sisi model bisnisnya," tutur Dekan FEB UI ini.