Berkah Go-Food bagi Pisang Goreng Bu Nanik
Go-Food adalah berkah bagi Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Layanan pesan antar makanan besutan Go-Jek itu membuat usaha yang baru 5 tahun ditekuni oleh Nanik Soelistiowati itu banjir pesanan.
Buka sejak pukul 07.00 pagi, Toko Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang berada di Tanjung Duren, Jakarta Barat itu langsung diserbu pembeli. Di pagi hari, pembeli umumnya adalah para pekerja yang ingin membawa bekal untuk makan siang atau acara kantor.
Menjelang siang, baru para pengemudi Go-Jek berdatangan membawa order Go-Food dari para pelanggan di seluruh Ibu Kota. Nanik menyatakan, dari sekitar 1.500 transaksi yang dilayaninya setiap hari, sebanyak 80-90% berasal dari order-an Go-Food. Maka, ia belum merasa perlu menambah gerai. “Sementara saya andalkan Go-Food,” ujar Nanik, Rabu (28/2).
Nanik kemudian menceritakan kisah suksesnya. Sebelum memulai usaha pisang goreng madu, perempuan asal Madiun ini mengelola katering yang melayani beberapa hotel di Jakarta sejak 1994. Lahirnya resep pisang goreng madu adalah sebuah ketidaksengajaan.
(Baca juga: Go-Jek: Transaksi Mitra Go-Food Rata-Rata Naik 2,5 Kali Lipat)
Saat masih menjalankan usaha katering, ia mencari cara untuk memanfaatkan buah pisang yang cepat membusuk agar tak terbuang. Ia pun mencoba menggorengnya dengan adonan tepung yang diberi pemanis. Sang ibu yang menderita diabetes kemudian mengusulkan untuk mengganti gula dengan madu.
Di awal keberadaannya, tak banyak orang melirik pisang goreng madu Bu Nanik karena warnanya yang kehitaman seperti gosong. Selain toko kecil di depan rumahnya, Nanik juga sempat keliling ke bazar-bazar, ke masjid tiap Jumat dan Gereja tiap Minggu untuk berjualan pisang. “Waktu itu, jualan 20 potong sehari saja susah,” ujarnya.
Ia baru bergabung sebagai merchant mitra Go-Food pada 2015. Ia tergoda sebab saat itu Go-Jek masih menawarkan promosi gratis ongkos kirim. “Ternyata booming,” kata Nanik.
Sejak itu pula ia menekuni usaha Toko Pisang Goreng Madu dan menutup kateringnya. Pilihan itu diambilnya atas masukan dua anaknya yang sedang kuliah di Inggris dan Kanada. Pesanan hotel kini hanya dilayaninya secara berkala untuk acara-acara khusus seperti outing.
Jika semula Nanik hanya menjual pisang goreng madu, kini tokonya juga menawarkan berbagai panganan lain seperti nanas dan ubi goreng, hingga aneka nasi bakar. Ia juga menerima titipan berupa aneka cemilan dari Usaha Kecil dan menengah (UKM) di sekitarnya. Pegawainya kini berjumlah 80 orang, beberapa telah diberangkatkan umroh.
(Baca juga: Go-Jek Siap Gelar Go-Food Festival di 100 Titik)
Bahan baku untuk pisang goreng dikirim dari Bogor, Sukabumi, Semarang, hingga Lampung. Nanik tak mau berkompromi dengan kualitas. Saat musim kemarau dan pisang yang ditawarkan tak cukup manis, ia akan memilih untuk berhenti produksi. “Kalau kemarau kadang pisang susah, lebih baik jualan yang lain,” ujarnya.
Kerja kerasnya berbuah hasil. Pisang Goreng Madu Bu Nanik menjadi mitra Go-Food di DKI Jakarta pada malam juara Go-Food 2017. Selain itu, ia juga memenangkan penghargaan di kategori jajanan sore dan pilihan pemirsa.
Sebagai ucapan terima kasih, Nanik pun membagi-bagikan kue dan minuman gratis kepada pengemudi Go-Jek yang datang membawa pesanan ke tokonya pada 24-25 Februari 2018 lalu. “Boleh makan sekenyangnya,” kata dia.
Suharno, driver Go-Jek berumur 51 tahun mengatakan, produk Bu Nanik memang laris manis. Biasanya, ia harus mengantre 30 menit hingga sejam untuk memesan. “Hari biasa, yang pesan kantor. Kalau Sabtu-Minggu, orang pribadi,” ujar dia.
Ketenaran produk Bu Nanik juga dirasakan oleh driver Go-Jek lainnya, Sulaiman. Ia menyampaikan, pengemudi biasanya memilih layanan Go-Food karena point yang didapat lebih besar ketimbang Go-Ride. Diakuinya, Resto Bu Nanik merupakan yang paling banyak menerima pesanan. “Yang terjauh, pernah ke Bandara Soekarno Hatta,” tuturnya.