Pertama Kali, Twitter Raup Untung US$ 91,1 Juta di Kuartal IV-2017
Twitter mencatatkan laba bersih senilai US$ 91,1 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun pada Kuartal IV-2017. Ini kali pertama Twitter mencatatkan keuntungan sejak menjadi perusahaan terbuka pada 2013 lalu.
Mengutip dari BBC, pada periode sama 2016, Twitter masih merugi senilai US$ 167,1 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Laporan terkait keuntungan ini pun membuat saham Twitter naik 12% saat penutupan perdagangan di New York, kemarin.
“Semoga setelah keuntungan yang pertama ini, Twitter bisa mendapatkannya lagi di kuartal-kuartal berikutnya,” ujar Direktur Pemasaran The Social Circle James Erkine dikutip dari BBC, Kamis (8/2).
Mengutip dari Reuters, pendapatan Twitter meningkat 2% sepanjang tahun lalu menjadi US$ 731,6 juta atau setara Rp 9,73 triliun. Perolehan ini bahkan melampaui proyeksi Wall Street yang sebesar US$ 686,1 juta atau sekitar Rp 9,1 triliun. “Ini pertanda baik,” kata Analis Wedbush Securities, Michael Pachter.
(Baca juga: Rudiantara Targetkan Aturan Pajak OTT Selesai Kuartal I 2018)
Menariknya, keuntungan Twitter justru diperoleh dari luar Amerika Serikat (AS). Sekalipun Twitter populer di kalangan selebritis, atlet, hingga Presiden AS Donald Trump, pendapatannya di Negeri Paman Sam justru turun 8% dibanding 2016.
Sedangkan perolehan dari negara lain meningkat 17%. Pendapatan tertinggi Twitter diperoleh dari Jepang, yakni meningkat 34% menjadi US$ 106 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun pada kuartal lalu.
Chief Financial Officer Twitter Ned Segal mengatakan, eksportir Tiongkok adalah pengiklan terbesar yang menyumbang pendapatan dari luar AS. Twitter mengungkapkan, peningkatan pendapatan ini ditopang oleh penggunaan mesin pembelajaran. Mesin itu mampu meningkatkan jumlah klik per tayang atau rasio pengguna yang membuka iklan. Selain itu, perusahaan juga memperluas format iklan ke bentuk video.
(Baca juga: Melonjak 56%, Facebook Raup Laba Rp 213 Triliun pada 2017)
