Jack Ma Jadi Penasihat, Menkominfo Minta e-Commerce Tak Perlu Resah
Keputusan pemerintah menunjuk pendiri sekaligus Executive Chairman Alibaba Group, Jack Ma sebagai penasihat steering committee peta jalan (roadmap) e-commerce Indonesia mengundang kontroversi. Jack Ma yang kini mendominasi pasar digital Indonesia melalui kepemilikan Alibaba di Lazada dan Tokopedia, dianggap berpotensi membuat industri e-commerce dikuasai asing.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan Jack Ma dpilih sebagai penasihat e-commerce untuk kepentingan nasional. Jack Ma diharapkan dapat membantu peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor e-commerce.
Rudiantara menuturkan, saat ini, banyak pemain e-commerce di Indonesia kerap mencari ide produk dari India. Sebab, masih sedikit pemain e-commerce di Indonesia yang bisa berinovasi secara mandiri.
(Baca: Pengusaha Tunggu Kiprah Jack Ma Sebagai Penasihat e-Commerce)
"Kita ini negara yang ekonominya paling besar di kawasan, jumlah penduduk paling besar, pasarnya paling besar, jangan sampai orang lain yang masuk," kata Rudiantara di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/8).
Rudiantara juga memastikan Ma tak akan mepengaruhi pembentukan kebijakan industri e-commerce di Indonesia. Dia mengatakan, peran Jack Ma hanya terbatas memberi masukan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor e-commerce Indonesia.
"Jadi ini hanya ke steering commitee, bukan kepada kebijakan. Jack Ma tidak akan bisa pengaruhi untuk kebijakan di Indonesia," kata Rudiantara.
(Baca: Bos Alibaba, Jack Ma Resmi Jadi Penasihat E-Commerce Indonesia)
Adapun, Rudiantara mengatakan Ma hanya salah satu penasihat yang diproyeksikan dari 7 sektor dalam pengembangan peta jalan industri e-commerce Indonesia. Rudiantara menyebut masih ada 6 penasihat lainnya yang akan ditetapkan pemerintah. Mereka didominasi dari dalam negeri.
"Pastinya dalam negeri itu lebih banyak daripada internasional. Tapi internasional kita butuh karena berkompetisi di internasional," kata Rudiantara.
Para pelaku e-commerce berpendapat beragam atas terpilihnya Jack Ma yang kini mendominasi pasar digital Indonesia melalui kepemilikan Alibaba di Lazada dan Tokopedia. (Baca: Bos Alibaba, Jack Ma Resmi Jadi Penasihat E-Commerce Indonesia)
Managing Director Kukuruyuk.com Stanly Stefano menyatakan kehadiran Jack Ma akan membawa dampak yang baik. Jack Ma yang berinvestasi di Lazada dan Tokopedia, kata dia, memiliki kepentingan untuk peduli dengan pembangunan ekonomi digital di Indonesia.
"Para pelaku e-commerce pasti dapat perhatian lebih," kata Stanly kepada Katadata. Kukuruyuk.com merupakan pusat online produk refurbish yang telah diperbaiki.
(Baca juga: Dilirik Alibaba hingga Amazon, Begini Persaingan e-Commerce Indonesia)
Sementara itu Manager Public Relations OLX Amelia Virginia, mengatakan perusahaannya masih memantau perkembangan sebelum memberikan pendapat. OLX merupakan situs web iklan baris untuk membeli dan menjual produk serta jasa secara daring.
"Kami tidak ingin terlalu gegabah untuk menilai dampak yang terjadi ke depannya. Lebih baik menunggu dan memantau perkembangan akan muncul," kata Amel lewat pesan tertulis.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution didampingi Rudiantara bertemu dengan Jack Ma di Beijing, Selasa (22/8). Rudiantara menyampaikan pertemuan dengan Jack Ma menindaklanjuti dikeluarkannya Perpres roadmap e-commerce. Dalam pertemuan di Beijing, Jack Ma menyatakan pentingnya membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang memberikan akses ke seluruh lapisan masyarakat dan penjuru negara.
Kemudian, infrastruktur TIK akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi masyarakat di pedesaan maupun UMKM dibanding masyarakat perkotaan karena masyarakat perkotaan sudah memiliki infrastruktur tradisional seperti supermarket dan mal.
Jack Ma juga mengatakan pentingnya pengembangan sistem pembayaran (payment system), tidak hanya lewat FinTech yang dianggap cenderung memberdayakan institusi keuangan yang sudah mapan. Namun melalui pengembangan teknologi financial yang dapat membuat masyarakat mendapatkan akses kepada layanan keuangan.