Bisnis Ponsel Lagi, Nokia Akan Luncurkan Smartphone Android
Nokia berencana meluncurkan ponsel pintar (smartphone) berbasiskan sistem operasi Android. Langkah ini cukup mengejutkan lantaran dua tahun lalu Nokia telah memutuskan meninggalkan pasar ponsel dengan menjual unit bisnis ponselnya kepada Microsoft. Penyebabnya, perusahaan asal Finlandia ini kalah bersaing dengan raksasa produsen ponsel yaitu Apple dan Samsung.
Kini, Nokia akan menyerahkan lisensi merek dagangnya kepada HMD Global Oy, perusahaan yang dikelola oleh para mantan manajer Nokia dan berkantor pusar di Helsinki, Finlandia.
HMD dibiayai oleh perusahaan pengelola dana investasi Smart Connect LP. Perusahaan ini dijalankan oleh mantan manajer Nokia, Arto Nummela, yang juga mengepalai bisnis ponsel Microsoft saat ini untuk kawasan Asia, Timur Tengah dan Afrika. Sementara itu, bekas petinggi Nokia yang juga menjadi manajer di Microsoft akan menjadi Presiden Direktur HMD.
Selanjutnya, HMD akan meluncurkan ponsel pintar Android dengan merek dagang Nokia. Selain itu, mereka berniat merilis produk lain seperti tablet dan ponsel konvensional (feature phone) dengan teknologi yang masih terbatas.
FIH Mobile Ltd., anak usaha Foxconn Technology Group, akan mendukung pembangunan piranti yang diperlukan. Sementara itu, Presiden Nokia untuk bisnis lisensi kekayaan intelektual, Ramzi Haidamus, menyatakan HMD akan turut merancang, membuat serta menjual produk anyar tersebut. Demi mendanai hajatan tersebut, HMD Global akan mengucurkan investasi sebesar US$ 500 juta.
(Lihat: Pengguna Smartphone Terbanyak di Asia-Pasifik 2016)
Para mantan manajer Nokia tidak sendirian berjuang untuk menghidupkan kembali merek yang telah terpuruk tersebut. TCL Communication Technology Holdings Ltd. asal Cina, yang membeli unit usaha ponsel Alcatel SA dari Prancis pada 2004 dan memasok telepon merek Alcatel OneTouch, turut mendukungnya. Selain itu, ada Royal Philips Electronics NV asal Belanda, yang menjual lini bisnis televisinya kepada TPV Technology.
Nokia dan HMD berupaya menembus pasar ponsel pintar, yang separuhnya saat ini masih dikuasai oleh Samsung, Apple dan Huawei. Riset IDC menyebutkan, ada 334 juta ponsel pintar yang dikeluarkan pada kuartal pertama tahun ini. Analis smartphone dari firma riset Gartner di Jerman, Annette Zimmermann, mengatakan penjualan 10 juta smartphone Nokia untuk tahun pertama bisa menjadi patokan kesuksesan. (Baca: Kinerja Apple Terburuk dalam 13 Tahun Terakhir)
Namun, dia menilai, kemunculan kembali Nokia memerlukan lebih dari sekadar nama besarnya untuk bersaing di pasar ponsel pintar yang kompetitif. “Sulit untuk menarik perhatian serta menawarkan hal menarik bagi pasar yang terus berubah,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Rabu (18/5).
Kembalinya merek dagang Nokia ke pasar ponsel diharapkan ikut memulihkan kembali ingatan pelanggan, setelah menjual unit bisnisnya kepada Microsoft pada 2014. Nokia pernah menjadi perusahaan global papan atas Finlandia, yang mencerminkan transformasi negara tersebut ke arah ekonomi berbasis teknologi. Pada puncak kejayaannya tahun 2000, perusahaan ini mendatangkan 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) Finlandia.
(Baca: Pesaing Uber, Didi Asal Cina Disuntik Dana Apple Rp 13,3 Triliun)
Belakangan, produk ponsel Nokia kalah bersaing dengan ponsel pintar yang dirilis Apple dan Samsung. Alhasil, pada 2014, Microsoft telah mengakuisisi hak penggunaan merek Nokia pada produk smartphone-nya selama dua tahun. Kini, HMD mendapatkan hak pemakaian merek Nokia untuk 10 tahun mendatang. Bagi masyarakat Finlandia, kesepakatan Nokia dan HMD ini sudah mengembalikan kebanggaan terhadap perusahaan paling terkenal di negara itu.